BudayaNasional

NGANTEURAN : Residensi Seniman dan Peneliti

407
×

NGANTEURAN : Residensi Seniman dan Peneliti

Sebarkan artikel ini

(Performative Culinary Arts)

nganteuran
Menjajaki lokasi ke Goa Baduy (Foto : Instagram @tiliksarira)

JAWA BARAT, LITERASIAKTUAL.COM – Salah satu tradisi masyarakat Jawa Barat yaitu Nganteuran. Tradisi untuk saling bertukar olahan pangan dengan saudara atau tetangga ini biasanya dilakukan menjelang hari raya. Tradisi tersebut juga sebagai ungkapan rasa syukur, kepedulian serta pengikat keharmonisan dalam bertetangga.

Menariknya perempuan akan saling berbagi tugas untuk mengantar makanan setelah makanan tersebut di olah. Hubungan kolektifitas, perjumpaan, keterlibatan serta pertukaran dalam tradisi Nganteuran menjadi inspirasi sebagai proses kreatif penciptaan karya Performative Culinary Arts.

Advertisement
Scroll kebawah untuk baca berita

Projek residensi kali ini memilih wilayah Jawa Barat sebagai ruang pemaknaan tradisi Nganteuran yaitu Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi. Tema Projek Kreatif Penciptaan karya Nganteuran (Performative Culinary Arts)yaitu ketahanan pangan dari resep masakan tradisional Urang Jampang.

Nganteuran
Arbi Nuralamsyah Sebagai Peserta Residensi Nganteuran (Seniman Pertunjukan/Jampang Kulon) [Foto : Intagram @arbinuralamsyah_)

“Projek residensi yang sedang berlangsung ini idenya itu mengukas tentang pangan, lebih spesifiknya ke budaya Nganteuran di Jampang”, Ungkap Arbi sebagai peserta residensi

Proses kegiatan residensi dimulai dari proses riset kolektif antara pengkarya yang tergabung dalam Tilik Sarira Creative Process dengan kolaborator dari seniman pertunjukan, cisual artist, serta peneliti sebagai kelompok kerja residensi di lingkungan Sungai Cibeureum, Goa Baduy, Pantai Minajaya dan Gunung Patat. Proses kegiatan residensi dimulai dari proses riset kemudian dilanjutkan dengan sesi pendampingan baik dari praktisi di bidang seni budaya, maupun ilmu pangan dan olahan workshop, penggarapan pertunjukan/peristiwa budaya dan di akhir residensi yaitu film dokumenter (docu-fiction) proses pembuatan/produksi residensi Nganteuran.

Seniman serta peserta residensi di bagi menjadi beberapa titik lokasi untuk riset yaitu daerah Lingkungan Gunung Patat (Desa Kalibunder-Kecamatan Kalibunder) antara lain 1) Aldo Ahmad (Seniman Pertunjukan/Jakarta,Padang), Rhea Laras (Seniman Visual/Bandung), Frengki Nur Fariya (Penulis, Peneliti/Ponorogo), 2) Lingkungan Sungai Cibeureum (Desa Karangmekar-Kecamatan Cimanggu) antara lain Rizal Sofyan (Seniman Pertunjukan/Banten), Dholy Husada (Seniman Visual/Yogyakarta), Dewi R Maulidah (Peneliti/Malang), 3) Lingkungan Pantai Minajaya (Desa Pasiripis-Kecamatan Surade) antara lain Cahya Suken (Seniman Pertunjukan/Jampang Kulon), Gilang Mustafa (Seniman visual/Bandung), Beri Hanna (Peneliti/Solo,Jambi), serta 4) Lingkungan Goa Baduy (Desa Sukamanah) antara lain Arbi Nuralamsyah ( Seniman pertunjukan/Jampang Kulon), Dzaari Qalbi (Seniman Visual/Solo), dan Ersya Ruswandono (Penulis,Peneliti/Yogyakarta).

Foto : instagram @tiliksarira [#DANAINDONESIANA #LPDP #NGANTEURAN #TILIKSARIRA #TILIKSARIRACREATIVEPROCESS #TILIKPROGRAM #JAMPANGKULON #SUKABUMI]
Residensi NGANTEURAN (Performative Culinary Arts) di mulai tanggal 25 Januari – 24 Februari 2023, tetapi untuk pemutaran premier film dokumenter (termasuk tulisan, riset, buku acara, serta jurnal terkait pada tanggal 18 Maret 2022 di Alun-alun Jampang Kulon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *