Jakarta, Literasiaktual.com – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD menegaskan bahwa Satelit Republik Indonesia-1 (Satria-1) tetap dapat beroperasi dan tidak terkait dengan kasus suap base transceiver station (BTS) 4G yang menjerat mantan Menkominfo Johnny Gerard Plate.
Hal ini diungkapkan Mahfud yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam sebuah pesan video usai peluncuran satelit Satria-1.
baca juga Kasus 189 Triliun Belum Tuntas, Mahfud MD Sebut Ini Transaksi Mencurigakan
“Saya ulangi lagi, ini tidak ada kaitannya dengan urusan BTS 4G,” ungkap Mahfud dilansir dari laman kompas.
Proyek Satria-1 terpisah dari pembelian BTS 4G dan dapat terus digunakan karena memiliki tujuan yang berbeda, lanjut Mahfud.
“Saya ingin membantah anggapan bahwa Satria-1 tidak diperlukan karena jaringan di Bumi tidak bisa tersedia karena kasus BTS 4G yang saat ini sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung,” katanya.
Menurutnya, Satria-1 ditujukan untuk memberikan pelayanan publik di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil.
baca juga Sudah Terpantau Mahfud MD, Nama Penerima Aliran Dana Korupsi Johnny G Plate Sudah Disaya.
Mahfud juga mengatakan bahwa Satria-1 merupakan satelit internet pertama milik pemerintah yang diluncurkan.
Satelit ini diluncurkan dengan menggunakan roket Falcon 9 yang diproduksi oleh Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) milik miliarder Elon Musk.
Satria-1 lepas landas dari Kennedy Space Center di Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), pada pukul 18.21 waktu setempat (17.21 WIB).
Arief Tri Hardiyanto, Pelaksana Tugas Kepala Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), berharap Satria-1 dapat menempati orbitnya dan berfungsi dengan baik.
Satelit Satria-1 akan mengorbit di 146 derajat Bujur Timur di atas langit Papua, tambahnya di lansir dari laman kompas.
“Kami berharap semua tahapan dapat berjalan lancar hingga dapat menempati orbitnya pada November 2023,” kata Arief dalam siaran pers yang dikeluarkan pada hari Senin.
Arief menambahkan bahwa selama perjalanan menuju orbit, diharapkan satelit Satria-1 dalam kondisi baik hingga masa uji coba sebelum digunakan secara penuh.
Ia menambahkan bahwa kondisi satelit akan terus dipantau oleh produsennya di Perancis, Thales Alenia Space, untuk memastikan bahwa semua peralatan bekerja dengan baik.
Arief berharap semua peralatan yang ada di satelit Satria-1 dapat berfungsi dengan baik, seperti panel surya (solar cell) dan antena.
“Semua peralatan itu bisa dikendalikan dari stasiun bumi,” kata Arief.
Satria-1 diharapkan dapat beroperasi penuh pada Januari 2024.
Satelit ini akan menjadi satelit pemerintah multiguna pertama dengan kapasitas terbesar di Asia.
Pemerintah berharap peluncuran Satria-1 dapat berjalan sukses dan mendukung percepatan transformasi digital nasional, khususnya untuk pemerataan akses internet bagi sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah, dan lokasi-lokasi IWT-Polri di wilayah-wilayah yang belum terjangkau, terpencil, dan tertinggal.