Pekanbaru, Literasiaktual.com – 17 Mei diperingati sejak 13 Tahun lalu sebagai Hari Buku Nasional. Peringatan ini pertama kali diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan Abdul Mailik Fadjar pada 17 Mei 2002.
Harbuknas juga bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Perpustakaan Nasional (Perpusnas) yang ke-43.
Selain itu, cara memperingati Hari Buku Nasional juga bisa :
- mengunjungi perpustakaan.
- diskusi
- mendonasikan buku,
- mengikuti kegiatan bedah buku
Dikutip dari laman manunggal.undip.ac.id, perpustakaan yang paling awal berdiri adalah perpustakaan gereja yang didirikan pada masa VOC di Batavia (kini Jakarta) yang telah dibangun pada 1624. Akan tetapi karena beberapa kesulitan, perpustakaan tersebut baru diresmikan pada 27 April 1643.
Selanjutnya, pada 25 April 1778 didirikan perpustakaan khusus di Batavia, yaitu perpustakaan lembaga Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW) yang diprakarsai oleh ketua Raad van Indie, Mr. J. C. M. Rademaker.

Selain memprakarsai berdirinya perpustakaan lembaga BGKW, ia juga memprakarsai pengumpulan buku dan manuskrip untuk koleksi perpustakaan.
Tahun 1950, terjadi perubahan nama menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Selanjutnya, Lembaga Kebudayaan Indonesia diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia dan namanya pun diubah menjadi Museum Pusat pada tahun 1962.
Koleksi perpustakaannya menjadi bagian dari Museum Pusat sehingga dikenal dengan Perpustakaan Museum Pusat. Kemudian nama Museum Pusat berubah lagi menjadi Museum Nasional, sedangkan perpustakaannya dikenal dengan nama Perpustakaan Museum Nasional.