Magelang, Literasiaktual.com – International Thundong adalah salah satu acara ritual agama Budha. Acara ini akan diikuti oleh 32 biksu yang berasal dari Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Puluhan Bhante akan melakukan perjalanan menuju Borobudur pada peringatan Hari Raya Waisak.
Dilansir dari laman suara, biksu atau bhikku sama-sama bisa disebut sebagai Bhante untuk menambah keakraban. Biksu sendiri merupakan penyebutan untuk rohaniawan Budha mazhab Mahayana yang berkembang di Tiongkok, Jepang, Korea, dan Vietnam. Sementara Bhikku digunakan untuk menyebut rohaniawan Budha dari mazhab Theravada di Thailand, Sri Lanka, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam. Namun, dua-duanya bisa disebut sebagai Bhante.
Dilansir dari laman detikJabar, “Saya sudah mengawal acara Thundong ini, ini adalah acara ritual keagamaan, puluhan bhante ini berjalan kaki dari Thailand, Malaysia, Singapura, dan nantinya tiba di Borobudur untuk Waisak, tanggal 2 Juni mendatang,” kata Liaison officer International Thundong Ki Onto , di Vihara Sian Jin Kupoh, Kabupaten Karawang, Jumat (12/5/2023) malam dan dikutip Senin (15/5).
Onto mengatakan tugasnya mengawal para biksu itu untuk mempermudah komunikasi serta menjaga keselamatan dan keamanan para biksu sampai dengan tujuan di Candi Borobudur.
Dari Thailand, biksu-biksu tersebut berjalan kaki hingga ke perbatasan Malaysia-Singapura, kemudian menyeberang dengan kapal laut, lalu kembali berjalan kaki menuju perbatasan Singapura-Indonesia, lalu dilanjutkan berjalan kaki di Batam.
“Kalau dari Thailand ke Malaysia sampai ke perbatasan Singapura mereka jalan kaki, tapi ada dua kali naik kapal karena perbatasan laut. Setelah di Batam para biksu diterbangkan dengan pesawat menuju Bandara Soekarno-Hatta,” kata dia.
Para biksu kembali start berjalan kaki mulai dari Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 9 Mei 2023, dan pada akhir pekan lalu tiba di Karawang.
Dalam setiap persinggahan para biksu sendiri beristirahat di sebuah vihara pilihan yang dianggap sakral dan istimewa bagi kaum Budhisme.
“Total perjalanan sampai dengan saat ini sudah 51 hari, sekarang tiba di Vihara Budha Loka Sian Jin Kupoh, mereka beristirahat dan melakukan ritual keagamaan,” kata dia.
Dilansir dari laman detik, “Jadi sehari cuman sekali makan, melatih kesabaran dengan bayangan capek, sehari bisa berjalan minimal 30 km, 25-30 km. Kemudian mereka cuman satu kali dan panas, tutupnya pakai payung dan tinggal seadanya,” kata Bhikkhu Dhammavuddho
Ritual Thundong sendiri, kata Onto, merupakan sebuah ritual keagamaan yang mengharuskan para biksu tersebut berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain.
Tradisi ini bertujuan untuk melatih kesabaran,dalam melakukan perjalan tersebut para bhante akan terkena panas sinar matahari, hujan, dan hanya akan makan sebanyak satu kali setiap hari dan minum seadanya, selain itu mereka juga akan tinggal atau beristirahat di tempat seadanya.
“Ini Thundong ini pertama kali di Indonesia, dan ini termasuk Thundong yang terbesar dari 4 negara tadi, dan kita dapat penghargaan juga dari (MURI) Museum Rekor Indonesia,” ujar Onto
Sumber : Suara, Detik Travel