BeritaRiau

Kasus Flu Babi Afrika, Kadiskes Riau Meminta Masyarakat Selalu Waspada

81
×

Kasus Flu Babi Afrika, Kadiskes Riau Meminta Masyarakat Selalu Waspada

Sebarkan artikel ini
flu babi
Kepala Dinas Kesehatan Prov.Riau Bapak H.Zainal Arifin, SKM, M.Kes (Dok. Media Center)

Pekanbaru, Literasiaktual.com – Kasus Flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) sudah muncul di Kepulauan Riau. Mulanya virus ini ditemukan di rumah pemotongan hewan Jurong, pada April 2023.

Singapura sejak awal telah menghentikan kegiatan ekspor babi dari Batam, Kepulauan Riau, setelah munculnya kasus flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di daerah itu.

Advertisement
Scroll kebawah untuk baca berita

Dilansir dari laman infopublik, Badan Karantina Pertanian baru-baru ini  melaporkan temuan kasus flu babi Afrika pada sejumlah babi asal Batam. Hewan ternak ini biasanya juga dikirim ke Singapura untuk memenuhi kebutuhan ekspor di negara itu.

Pihak Kementerian Peternakan sebelumnya menyatakan bahwa flu ini bangkit kembali setelah kemunculannya sejak puluhan tahun lalu.

Baca Juga LP-KPK Komda Riau Laksanakan Musda 4 Tahunan

Meski kasus flu babi Afrika dilaporkan belum ditemukan di Riau, masyarakat diminta untuk selalu waspada, terutama para peternak, dan kelompok masyarakat yang terbiasa mengonsumsi babi.

“Sejauh ini kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin, Rabu (17/5/2023) di Pekanbaru dari laman infopublik.

Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan, berangkat dari pengalaman sebelumnya, virus ini tidak menyerang manusia melainkan hanya saling menularkan pada hewan babi. “Namun Kemungkinannya tetap ada,” ujar Zainal.

“Oleh sebab itu, sikap waspada harus selalu ada untuk mencegah terjadinya hal-hal buruk”. tambahnya

Zainal mengatakan bahwa pihaknya masih  melakukan koordinasi dengan instansi dan dinas terkait lainnya untuk mengetahui lebih jauh terkait kasus penyebaran flu babi Afrika, khususnya untuk kasus penyebaran virus di Batam.

“Kita perlu koordinasi dengan Dinas PKH untuk meminta data kasus yang terjadi di batam agar ada langkah-langkah lain yang dikoordinasikan jika memang perlu,” sebutnya.

Langkah ini diperlukan sebagai upaya deteksi dini untuk mencegah virus flu babi Afrika masuk dan menyebar di Riau. Sejauh ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PHK) Provinsi Riau masih melakukan upaya pengetatan pengawasan terhadap hewan hewan ternak yang datang dan melintas di Provinsi Riau.

“Indikasi adanya babi yang diduga terinfeksi African Swine Fever Virus di Batam, mengharuskan upaya pengawasan lebih diintensifkan,” kata Kabid Kesehatan Hewan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Faralinda Sari.

Adapun penekanannya terhadap seluruh hewan khususnya hewan ternak yang lewat atau melintas di Riau, diwajibkan dilengkapi dengan dokumen pendukung.

Seperti surat keterangan kesehatan hewan, hasil uji laboratorium, surat rekomendasi masuk dan lain-lain, yang semuanya harus diurus di DPMPTSP Provinsi Riau.

Kemudian, seluruh dokumen-dokumen ini lah yang menjadi bukti kuat sekaligus jaminan, bahwa hewan ternak yang masuk atau melintas di Riau sudah dilakukan pemeriksaan dari daerah asalnya.

“Cara ini setidaknya dapat mengurangi risiko terhadap penularan penyakit. Sebab ternak yang masuk atau melintas kondisi kesehatannya jelas dan terjamin,” sebutnya. (Mediacenter Riau)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *