Solo, (LA) – Kenaikan harga beras yang signifikan di Riau menjadi sorotan dalam acara Capacity Building Wartawan yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Riau di Hotel Alila, Solo. Deputi Kepala Perwakilan BI Riau, Sudiro Pambudi, membuka acara ini dengan menggarisbawahi pentingnya peran media dalam menyampaikan berita ekonomi yang informatif namun tetap menenangkan masyarakat. Jumat, 6 Desember 2024
Acara yang dihadiri puluhan wartawan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman mengenai isu ekonomi global dan kebijakan BI, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis. Sudiro menekankan bahwa wartawan memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola tone pemberitaan agar tidak menambah kekhawatiran publik.
“Ketika memberitakan ekonomi, kita harus mampu menyampaikan fakta tanpa menimbulkan kepanikan. Perekonomian memiliki siklus naik turun yang wajar, dan itu adalah bagian dari dinamika,” ujar Sudiro.
Tantangan Harga Beras dan Inflasi
Dalam sambutannya, Sudiro menyoroti kenaikan harga beras di Pekanbaru yang mencapai Rp17.000-Rp18.000 per kilogram, dari harga sebelumnya Rp13.000. Lonjakan ini menjadi tantangan besar, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Ia mengingatkan, pemberitaan yang berlebihan tentang kenaikan harga dapat memperparah situasi.
“Kondisi inflasi seperti ini berat, namun kita harus mengedepankan narasi optimis. Wartawan memiliki peran strategis dalam membantu masyarakat memahami langkah-langkah yang diambil pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi,” jelasnya.
Baca juga: BRK Syariah Raih Dua Penghargaan Prestisius di Ajang TOP Digital Awards 2024
Sudiro juga mengajak media untuk menjelaskan langkah-langkah stabilisasi yang dilakukan pemerintah dan BI, seperti kebijakan subsidi, operasi pasar, dan upaya menjaga pasokan pangan. Menurutnya, pemberitaan yang fokus pada solusi dapat mendorong rasa percaya masyarakat terhadap kebijakan ekonomi.
Peran BI dan Pentingnya Kebijakan Tepat
Sebagai bagian dari negara dengan ekonomi terbuka, Indonesia tidak bisa sepenuhnya memengaruhi perekonomian global. Namun, Sudiro menegaskan bahwa kebijakan BI yang responsif dan adaptif mampu menjaga stabilitas ekonomi domestik.
“Bank Indonesia berperan sebagai rem yang menjaga keseimbangan. Pertumbuhan ekonomi yang terlalu cepat juga tidak baik, apalagi jika terlalu lambat. Tugas kami adalah memastikan stabilitas itu,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pemahaman mendalam terhadap kondisi ekonomi dapat membantu wartawan dalam menyusun berita yang relevan, akurat, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Optimisme untuk Masa Depan
Acara ini mendapat apresiasi dari peserta, yang mengaku mendapatkan wawasan baru mengenai tantangan dan peluang dalam pemberitaan ekonomi. Sudiro berharap, melalui kegiatan seperti ini, media dapat terus berkontribusi dalam membangun optimisme publik.
“Dengan pemahaman yang mendalam, wartawan dapat membantu menjaga stabilitas sosial dan optimisme masyarakat. Kita semua memiliki peran penting dalam membangun ekonomi yang lebih baik,” pungkasnya.
Kegiatan ini berlangsung hangat dan interaktif, memberikan ruang bagi para wartawan untuk berdiskusi langsung dengan tim BI terkait tantangan ekonomi terkini. Upaya ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam mempererat sinergi antara BI dan media sebagai mitra strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi Riau dan Indonesia. (***)