Keagamaan

Asiknya Seorang Anak Kecil Menyanyikan Lagu “Yaa Lal Wathan” Karya Pahlawan Nasional KH Abdul Wahab Chasbullah

481
×

Asiknya Seorang Anak Kecil Menyanyikan Lagu “Yaa Lal Wathan” Karya Pahlawan Nasional KH Abdul Wahab Chasbullah

Sebarkan artikel ini
Yaa Lal Wathan

Literasiaktual.com – Seorang anak kecil yang belum diketahui inisial aslinya ini sedang asik menyanyikan lagu “Yaa Lal Wathan” yang diiringi musik gitar seorang pria yang diduga adalah ayahnya. Video tersebut di unggah di akun facebook “Musisi Amatiran” dan sudah di like 15 ribu orang.

Sejarah di Balik Lahirnya Lagu ‘Kebangsaan’ Yaa Lal Wathan

Advertisement
Scroll kebawah untuk baca berita

Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa mengusulkan lagu gubahan Pahlawan Nasional KH Abdul Wahab Chasbullah yang popluer berjudul Yaa Lal Wathan dijadikan sebagai lagu perjuangan nasional karena terbukti menyemayamkan cinta tanah air dan nasionalisme kuat di dada para pejuang terutama anak-anak muda saat itu.

Peresmian lagu tersebut rencananya akan dilaksanakan pada momen Hari Pahlawan Nasional 10 November 2016 mendatang. Di balik rasa bangga dengan hasil karya nyata Mbah Wahab yang mampu membakar semangat perjuangan bangsa Indonesia tersebut, baik kiranya masyarakat Indonesia mengetahui sejarah di balik penciptaan lagu itu.

baca juga: Kapolresta Denpasar Hadiri Pelepasan Jemaah NU menuju Lapangan Delta Sidoarjo Jawa Timur

Semangat Abdul Wahab muda sekitar tahun 1914 setelah pulang dari menuntut ilmu di Mekkah merasa tidak bisa memaksimalkan seluruh kemampuan berpikir dan bergeraknya saat menjadi salah satu bagian dari Syarikat Islam (SI) dengan tokoh utamanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto (1883-1934 M).

Kiai Wahab merasa tidak puas jika belum mendirikan organisasi sendiri. Karena dalam pandangannya, SI terlalu mengutamakan kegiatan politik, sedangkan dirinya menginginkan tumbuhnya nasionalisme di kalangan pemuda melalui kegiatan pendidikan.

Singkatnya pada tahun 1916, KH Wahab Chasbullah berhasil mendirikan perguruan Nahdlatul Wathan atas bantuan beberapa kiai lain dengan dirinya menjabat sebagai Pimpinan Dewan Guru (keulamaan). Sejak saat itulah Nahdlatul Wathan dijadikan markas penggemblengan para pemuda. Mereka dididik menjadi pemuda yang berilmu dan cinta tanah air (Choirul Anam, 2010: 29).

Bahkan setiap hendak dimulai kegiatan belajar, para murid diharuskan terlebih dahulu menyanyikan lagu perjuangan dalam bahasa Arab ciptaan Mbah Wahab sendiri. Kini lagu tersebut sangat populer di kalangan pesantren dan setiap kegiatan Nahdlatul Ulama (NU), yakni Yaa Lal Wathan yang juga dikenal dengan Syubbanul Wathan (pemuda cinta tanah air).

Benih-benih cinta tanah air ini akhirnya bisa menjadi energi positif bagi rakyat Indonesia secara luas sehingga perjuangan tidak berhenti pada tataran wacana, tetapi pergerakan sebuah bangsa yang cinta tanah airnya untuk merdeka dari segala bentuk penjajahan.

Semangat nasionalisme Kiai Wahab yang berusaha terus diwujudkan melalui wadah pendidikan juga turut serta melahirkan organisasi produktif seperti Tashwirul Afkar yang berdiri tahun 1919.

Selain itu, terlibatnya Kiai Wahab di berbagai organisasi pemuda seperti Indonesische studie club, Syubbanul Wathan, dan kursus Masail Diniyyah bagi para ulama muda pembela madzhab tidak lepas dari kerangka tujuan utamanya, yakni membangun semangat nasionalisme bangsa Indonesia yang sedang terjajah.

Kiai Wahab telah membuktikan diri bahwa internalisasi semangat nasionalisme sangat efektif diwujudkan melalui ranah pendidikan. Hal ini dilakukan dengan masif di berbagai pesantren sehingga peran kalangan pesantren sendiri diakui oleh dr Soetomo (Bung Tomo) sebagai lembaga yang sangat berperan dalam membangun keilmuan kokoh bagi bangsa Indonesia sekaligus dalam pergerakan nasional untuk mewujudkan kemerdekaan.

Sumber: NU Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *