Jakarta, (LA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka dengan kenaikan tipis ke level 7.085 setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam sebesar 1,17 persen ke posisi 7.080 pada penutupan perdagangan awal pekan. Kondisi ini disertai dengan aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing yang mencapai Rp623 miliar, menjadikan saham-saham unggulan seperti BBRI, GOTO, BBCA, BMRI, dan TLKM sebagai target utama penjualan.
Pergerakan IHSG di Tengah Ketidakpastian
Menurut Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, IHSG diperkirakan bergerak dalam pola konsolidasi pada perdagangan hari ini, dengan rentang pergerakan di level 7.066 hingga 7.149 dan level support pada posisi 7.050.
“Pergerakan IHSG masih akan berada di bawah tekanan berbagai faktor global, terutama depresiasi rupiah terhadap dolar AS,” ujar Analis Rully Arya Wisnubroto.
Depresiasi Rupiah Jadi Sorotan
Salah satu tantangan terbesar bagi pasar keuangan Indonesia saat ini adalah melemahnya nilai tukar rupiah yang terus bertahan di atas Rp16 ribu per dolar AS sejak pertengahan Desember 2024.
“Penyebab utama depresiasi rupiah adalah tekanan pasar global, bukan karena fundamental ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi domestik masih cukup solid di kisaran 5 persen,” jelas Rully.
Depresiasi rupiah merupakan imbas dari apresiasi signifikan dolar AS terhadap berbagai mata uang global, termasuk Yen Jepang, Euro, Pound Sterling, hingga mata uang negara berkembang seperti rupiah.
Faktor Global Menciptakan Tekanan
Ketidakpastian global semakin diperburuk oleh perhatian pasar terhadap pelantikan Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang dijadwalkan pada 20 Januari mendatang. Pelaku pasar masih menunggu arah kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh Trump, terutama terkait janji-janji kampanyenya yang menimbulkan kekhawatiran akan prospek ekonomi global.