Seoul, (LA) – Kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 181 penumpang di Muan, pada Minggu pagi (28/12) memunculkan berbagai spekulasi tentang penyebab utamanya. Investigasi awal menunjuk pada kemungkinan kegagalan badan pesawat setelah serangan burung, namun beberapa ahli mengemukakan teori lain yang lebih kompleks.
Kronologi Singkat Kecelakaan
Pesawat jet penumpang Jeju Air mendekati Bandara Internasional Muan sekitar pukul 8:54 pagi dan menyatakan “mayday” pada pukul 8:58 pagi, sesaat setelah menara pengawas memperingatkan adanya serangan burung. Pesawat kemudian mencoba mendarat, tetapi gagal memperpanjang roda pendaratan dan menabrak dinding pagar pada pukul 9:00 pagi.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi melaporkan bahwa pesawat tidak dapat memperlambat laju sebelum mencapai ujung landasan pacu.
Serangan Burung: Penyebab atau Sekadar Faktor Pemicu?
Para ahli penerbangan menyebut serangan burung sebagai salah satu kemungkinan penyebab utama kecelakaan pesawat Jeju Air. Menurut Kim Kyu-wang dari Universitas Hanseo, serangan burung yang mengenai mesin dapat merusak sistem hidrolik, yang berfungsi mengendalikan roda pendaratan.
“Sistem hidraulik yang terhubung ke mesin bisa saja rusak, sehingga roda pendaratan tidak dapat berfungsi,” ujar Kim.
Namun, beberapa pihak meragukan serangan burung sebagai satu-satunya penyebab. Profesor Choi Kee-young dari Universitas Inha mencatat bahwa kerusakan pada satu mesin biasanya tidak akan menyebabkan kegagalan total roda pendaratan.