Leo Muhammad Taufik, dalam sebuah laporan di situs Jurnal Filsafat Indonesia, menjelaskan:
Teori Evolusi Darwin (Jurnal Filsafat)
Charles Darwin berusia sekitar 22 tahun ketika ia ikut serta dalam sebuah ekspedisi dengan HMS Beagle (kapal Inggris yang berlayar mengelilingi dunia). Ekspedisi ini seharusnya berlangsung selama dua tahun, tetapi Darwin membutuhkan waktu lima tahun. Selama pelayaran tersebut, Darwin berkesempatan untuk mengumpulkan dan mengamati keanekaragaman hayati dalam berbagai bentuk. Pemikiran awal Darwin dipengaruhi oleh pandangan Aristoteles bahwa: “Tidak ada yang berubah sejak penciptaan bumi”. Campbell (2003) menunjukkan bagaimana Darwin menarik kesimpulan berdasarkan data observasi.
Berikut adalah pola penalaran Darwin:
Pengamatan 1: Individu-individu dalam populasi memiliki sifat-sifat variabel yang dapat diwariskan.
Pengamatan 2: Organisme menghasilkan lebih banyak keturunan daripada yang dapat didukung oleh lingkungan:
Kesimpulan 1: Individu yang cocok dengan lingkungannya akan menghasilkan lebih banyak keturunan daripada yang lain.
Pengamatan 2: Organisme menghasilkan lebih banyak keturunan daripada individu lain.
Kesimpulan 2: Seiring waktu, sifat-sifat yang menguntungkan akan terakumulasi dalam populasi.
Darwin menyimpulkan bahwa organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dapat mewariskan sifat-sifat yang lebih baik kepada keturunannya melalui proses reproduksi.
baca juga Hari Pohon Sedunia, 21 November 2023
Darwin menggunakan dua istilah kunci dalam teorinya, yaitu seleksi alam dan adaptasi. Darwin menyadari bahwa adaptasi berkembang dari waktu ke waktu dan oleh karena itu diperlukan untuk menjelaskan mekanisme evolusi.