Berita

Hari Anak Perempuan Sedunia 2023, Apakah Anak Perempuan Di Indonesia Masih Rentan Dengan Kekerasan?

Literasi
740
×

Hari Anak Perempuan Sedunia 2023, Apakah Anak Perempuan Di Indonesia Masih Rentan Dengan Kekerasan?

Sebarkan artikel ini
Hari Anak Perempuan Sedunia

Kekerasan terhadap anak perempuan (KTAP) juga meningkat sebanyak 2.341 kasus pada tahun 2020, sekitar 65 persen lebih banyak dari tahun sebelumnya. Angka-angka ini menunjukkan betapa tidak amannya kehidupan perempuan Indonesia.

Hal ini dikarenakan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat secara signifikan. Hal ini berdasarkan laporan yang masuk ke Sistem Informasi Pengaduan Online (Simponi) Kementerian PPPA.
Data Simponi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara data sebelum pandemi (1 Januari – 28 Februari 2020) dan sesudah pandemi (29 Februari – 31 Desember 2020). Sebelum pandemi, terdapat 1.913 kasus kekerasan terhadap perempuan. Selama pandemi, jumlahnya meningkat lima kali lipat menjadi lebih dari 5.500 kasus.

Jumlah kasus di kalangan anak-anak juga meningkat secara signifikan. Sebelum pandemi, ada 2.851 kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan ke Simponi; selama pandemi, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 7.190 kasus. Untuk memastikan angka-angka tersebut tidak kembali meningkat, diperlukan upaya pencegahan yang mengacu pada protokol penanganan anak korban kekerasan dalam situasi pandemi COVID 19.

baca juga Mengalami Peningkatan, Angka Kasus Bullying di Indonesia Tembus 1000 Kasus

Upaya pemerintah Indonesia

Dilansir dari laman Yayasan Kesehatan Perempuan, Perempuan dan anak perempuan saat ini masih menjadi kelompok masyarakat yang tertinggal dalam berbagai aspek pembangunan, meskipun kesetaraan gender seharusnya menjadi prinsip dalam pelaksanaan SDGs. Kesenjangan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat (APKM) yang dialami terutama oleh perempuan dan anak menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mengakselerasi program-program pemberdayaan perempuan untuk mengejar ketertinggalan dari laki-laki. Prinsipnya: tidak ada yang tertinggal. Kesetaraan gender di berbagai sektor pembangunan harus diupayakan secara bersama-sama.

Tinggalkan Balasan