Pekanbaru, (LA) – Sampah berserakan di berbagai sudut Kota Pekanbaru telah menciptakan pemandangan miris yang menggugah perhatian berbagai pihak. Keprihatinan mendalam diungkapkan oleh Ketua Gerakan Pelajar Peduli Lingkungan Kota Pekanbaru, Rezky Favian Alfahrezi, yang mengkritisi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan kota.
“Kota Bertuah yang kita banggakan ini seharusnya menjadi kota yang asri dan bersih, bukan kumuh karena sampah. Masyarakat harus sadar, jangan lagi buang sampah sembarangan. Kebiasaan buruk ini bukan hanya merugikan lingkungan tetapi juga merusak citra kota kita, Masyarakat harus mendukung program Pemerintah,” tegas Rezky kepada wartawan, Minggu 12/1/24.
Sampah yang berserakan tidak hanya menjadi masalah visual, tetapi juga berpotensi menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti polusi lingkungan, gangguan kesehatan, dan banjir akibat tersumbatnya saluran air.
Baca juga:
Pemerintah Dinilai Gagal Kelola Sampah
Selain kritik terhadap masyarakat, Ketua LT 08 Asta Cita Riau, Kamaruddin Ritonga, turut menyoroti lemahnya pengelolaan sampah oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Ia menilai banyak titik di kota ini yang menjadi “zona merah” tumpukan sampah akibat tidak diangkut secara teratur.
“Masalah sampah ini seolah dibiarkan berlarut-larut. Sampah berserakan di jalan-jalan utama, pasar, hingga pemukiman. Pengelolaan sampah oleh pemerintah masih jauh dari kata memadai. Kita butuh langkah serius dan terencana untuk mengatasi masalah ini, bukan sekadar wacana,” kritik Kamaruddin.
Ia menambahkan, pengangkutan sampah yang tidak terjadwal dengan baik dan minimnya fasilitas tempat pembuangan sementara menjadi penyebab utama. Jika dibiarkan, ia khawatir masalah ini akan semakin memburuk dan berdampak negatif bagi generasi mendatang.
Solusi Kolaboratif Dibutuhkan
Krisis sampah di Kota Pekanbaru menuntut solusi kolaboratif antara masyarakat dan pemerintah. Pemerintah harus memperbaiki sistem pengelolaan sampah, termasuk menyediakan infrastruktur yang memadai dan memperketat pengawasan terhadap pembuangan sampah. Di sisi lain, masyarakat harus turut berperan dengan membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya dan mendukung program daur ulang.
“Kita semua harus bertanggung jawab. Tidak ada alasan untuk saling menyalahkan. Kota ini milik kita bersama, jadi mari kita jaga bersama,” tutup Rezky dengan penuh harap.
Dengan langkah nyata dari berbagai pihak, Kota Bertuah diharapkan mampu mengembalikan keindahan dan kebersihannya, sehingga tidak lagi menjadi kota yang kumuh karena sampah. (RR21)