Opini

Menjembatani Kesenjangan dan Tantangan Pendidikan di Era Society 5.0

Literasi
169
×

Menjembatani Kesenjangan dan Tantangan Pendidikan di Era Society 5.0

Sebarkan artikel ini

LiterasiAktual.com – Indonesia pada saat ini sedang menuju Society 5.0, namun secara keseluruhan masih dalam fase Society 4.0. Society 4.0 adalah era di mana teknologi informasi dan komunikasi, termasuk internet, komputer, dan perangkat digital lainnya, memainkan peran yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, transformasi digital terus berkembang, terutama dengan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan bisnis.

Namun, implementasi Society 5.0, yang berfokus pada penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan big data untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan berpusat pada manusia, masih dalam tahap awal. Beberapa inisiatif telah diluncurkan, tetapi tantangan seperti kesenjangan digital, infrastruktur yang tidak konsisten, dan kesiapan masyarakat merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mempercepat adopsi Society 5.0 di Indonesia.

Isu pendidikan di era Society 5.0 merupakan tantangan kompleks yang membutuhkan perhatian serius. Era Society 5.0 yang menggabungkan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, big data, dan Internet of Things (IoT) dengan kehidupan masyarakat menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Di sisi lain, era ini juga membawa sejumlah masalah yang perlu diatasi.

Salah satu masalah terbesar adalah kesenjangan digital. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet, terutama di daerah terpencil atau di masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Hal ini menyebabkan ketidaksetaraan dalam akses informasi dan pembelajaran, yang dapat memperlebar kesenjangan pendidikan.

Kemudian, adaptasi guru dengan teknologi juga merupakan tantangan. Banyak guru yang masih kesulitan mengintegrasikan teknologi ke dalam metode pengajaran mereka. Kurangnya pelatihan dan dukungan untuk meningkatkan literasi digital guru dapat menghambat penggunaan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya, masalah yang berkaitan dengan konten pembelajaran. Di era society 5.0, ada kebutuhan mendesak untuk memperbarui kurikulum agar sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum perlu lebih fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital. Namun, perubahan ini seringkali berjalan lambat dan tidak merata di seluruh wilayah.

Lebih serius lagi, risiko terhadap kesehatan mental siswa. Meningkatnya penggunaan teknologi dan tekanan untuk selalu online menimbulkan tantangan kesehatan mental yang signifikan bagi siswa. Pendidikan di era digital harus memperhatikan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan kesehatan mental siswa.

Dalam mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat/wali murid. Pendidikan di era society 5.0 haruslah inklusif dan adaptif, dengan fokus pada pengembangan potensi penuh setiap individu untuk berkembang di masa depan yang penuh ketidakpastian.

Tinggalkan Balasan