Jakarta, (LA) – Memasuki masa tenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Ketua Umum Gerakan Indonesia Insight (GII), Heri S., S.IP., M.Si., menyampaikan pesan penting kepada masyarakat Indonesia untuk bijak dalam menentukan pilihan. Dalam himbauannya, Heri menekankan bahwa Pilkada adalah momentum strategis yang akan menentukan arah kemajuan kota, provinsi, hingga negara selama lima tahun ke depan. Minggu, (24/11)
“Pilkada adalah momen penting untuk memilih pemimpin yang akan mengurus masyarakat. Jangan sampai salah memilih karena dampaknya bisa membuat kita semua sengsara,” ujar Heri dalam pernyataannya. Ia mengingatkan bahwa sejarah sering mencatat keemasan suatu wilayah ditentukan oleh pemimpin yang bijak dan memprioritaskan kepentingan masyarakat.
Heri juga menggarisbawahi bahwa memilih pemimpin bukanlah perkara sederhana atau sekadar coba-coba (trial and error). “Secara filosofi, masyarakat memilih pemimpin untuk mengurus semua kebutuhan kota, provinsi, atau negara. Ini bukan pekerjaan main-main,” tegasnya.
Heri Sampaikan Lima Poin Penting untuk Pemilih
Untuk membantu masyarakat memilih dengan bijak, Heri menguraikan lima poin penting sebagai pedoman dalam menentukan pilihan:
- Perhatikan Rekam Jejak Calon Pemimpin
Pemilih diminta untuk menelusuri latar belakang dan track record calon pemimpin.”Apakah mereka memiliki catatan baik atau sebaliknya? Jangan abaikan fakta ini karena rekam jejak adalah cerminan integritas,” ujar Heri. - Cari Informasi dari Sumber yang Netral
Jika masyarakat merasa kurang mengetahui calon yang akan dipilih, Heri menyarankan untuk bertanya kepada tokoh masyarakat, akademisi, atau pihak netral yang dianggap layak diteladani. “Keputusan harus berdasarkan data dan pandangan yang terpercaya, bukan semata-mata rumor atau kampanye semu,” tambahnya. - Tolak Politik Uang
Heri mengecam keras praktik politik uang. “Jika ada yang memberi uang untuk memilih calon tertentu, harus tegas ditolak. Itu hanya kepentingan sesaat yang tidak membawa keberkahan. Dampaknya justru melahirkan pemimpin yang berorientasi hitung dagang, memanfaatkan APBD untuk keuntungan pribadi,” jelasnya. - Catat Pemimpin yang Abaikan Kepentingan Masyarakat
Ia juga menekankan pentingnya sikap kritis masyarakat terhadap pemimpin terpilih. “Jika setelah terpilih mereka mengabaikan kepentingan masyarakat, tandai untuk tidak dipilih kembali, baik secara personal maupun melalui partai politik pengusungnya,” tegas Heri. - Jadikan Momen Ini Titik Balik Kesadaran Politik
Heri mengajak masyarakat untuk tidak lagi mengulang kesalahan masa lalu dengan mudah memaafkan calon pemimpin yang pernah gagal menjalankan amanah. “Dalam hal ini, tidak ada kompromi. Ini adalah pembelajaran agar para pemimpin masa depan serius menjalankan amanah yang diberikan rakyat,” ujarnya.
Momentum Perubahan
Heri menekankan bahwa Pilkada 2024 harus menjadi momentum perubahan bagi masyarakat Indonesia.
“Jangan biarkan Indonesia terus dikenal sebagai bangsa dengan memori politik yang pendek. Ini adalah saatnya membuktikan bahwa kita bisa lebih cerdas dan tegas dalam memilih pemimpin,” katanya menutup pernyataan.
Baca juga: Bawaslu Siak Tegaskan Video Viral Diduga Money Politics Tidak Ditemukan Pelanggaran
Himbauan ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar masa tenang Pilkada 2024 digunakan sebaik-baiknya untuk mempertimbangkan pilihan. Memilih pemimpin bukan hanya soal siapa yang paling populer, tetapi siapa yang benar-benar mampu membawa perubahan dan memajukan daerah.
Dengan pendekatan yang tegas dan rasional, Ketum GII berharap Pilkada 2024 menjadi pijakan penting menuju Indonesia yang lebih baik.