Pekanbaru, LiterasiAktual.com – Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, memprediksi jumlah kasus Stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak di Kota Pekanbaru mengalami penurunan. Hal ini berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKDI) yang sedang berlangsung.
“Hasil survei terakhir menunjukkan bahwa hanya belasan dari ratusan anak yang disurvei yang mengalami gangguan pertumbuhan,” katanya.
Persentase anak-anak yang mengalami retardasi pertumbuhan dalam studi baru ini adalah sekitar tiga persen. Namun itu hanya hasil survei awal SKI.
Dia mengatakan SKI masih memiliki waktu 20 hari lagi. Hasil survei ini akan menunjukkan jumlah anak yang mengalami retardasi pertumbuhan pada akhir 2023.
Indra berharap tahun ini, jumlah kasus stunting di Kota Pekanbaru bisa menurun. Harapan ini disampaikannya mengingat jumlah kasus stunting mengalami peningkatan.
Baca juga: Bang Uun Menyapa Di Senapelan, PJ Wali Kota Sampaikan Program Unggulan Kepada Masyarakat
Ia tidak menampik bahwa jumlah kasus stunting mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil survei pada tahun 2020 lalu. Saat itu, jumlah anak yang mengalami stunting sekitar 303 anak atau 11,4 persen.
Kemudian anak-anak tersebut mendapat pendampingan pada tahun 2021. Pada akhir tahun 2021 datang tim survei dari pemerintah pusat.
Hasil survei jumlah anak yang masuk kategori stunting menjadi 318 anak. Kondisi ini membuat persentase naik menjadi 16,8 persen.
Setelah memasuki tahun 2022, proses pendampingan terhadap anak stunting dilakukan terhadap 200 keluarga. Proses verifikasi pun dilakukan pada Maret 2023 lalu.