Pekanbaru

Banjir Landa Pekanbaru, Ribuan Warga Terdampak dan Butuh Bantuan Mendesak

Literasi
44
×

Banjir Landa Pekanbaru, Ribuan Warga Terdampak dan Butuh Bantuan Mendesak

Sebarkan artikel ini
Banjir Pekanbaru
foto : mediacenter.riau.go.id

Pekanbaru, (LA) – Hujan deras yang mengguyur Kota Pekanbaru selama beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di berbagai wilayah. Sungai Siak yang dikenal sebagai sungai terdalam di Indonesia meluap, menyebabkan enam kecamatan terendam air dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Jeki Rahmat Mustika, mengungkapkan bahwa hingga Sabtu (8/3), tercatat 39 titik banjir yang tersebar di beberapa kecamatan. Kecamatan Rumbai dan Payung Sekaki menjadi wilayah yang mengalami dampak terparah, dengan ketinggian air mencapai satu meter di beberapa lokasi.

“Di Kecamatan Rumbai, sebanyak 12 titik terendam banjir, termasuk di Jalan Lingkar, Jalan Nelayan, dan Jalan Yos Sudarso. Sementara itu, di Kecamatan Payung Sekaki, tujuh titik dilaporkan terendam dengan ketinggian air berkisar antara 30 cm hingga satu meter. Jalan Pemudi dan Jalan Kulim menjadi titik terparah di wilayah ini,” jelas Jeki.

Selain intensitas hujan yang tinggi, banjir ini diperparah oleh meningkatnya debit air Sungai Siak yang terus meluap. Genangan air semakin meluas, terutama di daerah yang berdekatan dengan sungai. Jika hujan deras terus berlanjut, kondisi ini diperkirakan akan semakin memburuk.

Di Kecamatan Lima Puluh dan Senapelan, air juga merendam beberapa titik. Enam lokasi di Lima Puluh, khususnya di Kelurahan Pesisir dan Tanjung Rhu, mengalami banjir yang cukup tinggi. Sementara itu, di Senapelan, lima lokasi terdampak dengan ketinggian air mencapai 60 cm. Di Kecamatan Tenayan Raya, tujuh titik dilaporkan kebanjiran dengan ketinggian air mencapai 60-100 cm, yang bertahan selama lebih dari 12 jam.

Warga Mengungsi, Bantuan Mendesak Diperlukan

Sebagai respons terhadap bencana ini, pihak berwenang telah mendirikan sejumlah tenda darurat di sekitar Jalan Yos Sudarso. Puluhan warga, mulai dari anak-anak hingga lansia, terpaksa mengungsi ke tenda-tenda pengungsian.

Tinggalkan Balasan