Pekanbaru, (LA) – Drama otomotif Jepang memasuki fase baru yang penuh ketegangan. Keputusan Mitsubishi untuk tidak bergabung dengan aliansi Nissan-Honda menciptakan spekulasi tentang masa depan industri ini. Akankah ini menjadi awal dari era baru yang lebih kompetitif, atau justru memicu instabilitas?
1. Keputusan Mengejutkan Mitsubishi
Industri otomotif Jepang kembali diguncang drama tak terduga. Mitsubishi, salah satu pemain besar, memutuskan untuk tak bergabung dalam aliansi antara Nissan dan Honda. Kabar ini mengundang perhatian publik, mengingat Nissan telah memiliki 24 persen saham Mitsubishi. Keputusan Mitsubishi ini memicu spekulasi, apakah mereka siap untuk benar-benar “solo karier” atau ada rencana besar lain yang belum terungkap.
2. “Cinta Segitiga” Otomotif: Nissan, Mitsubishi, dan Honda
Aliansi Nissan dan Honda membawa babak baru dalam hubungan kompleks di dunia otomotif Jepang. Namun, keberadaan Mitsubishi dalam lingkaran ini dianggap bisa menciptakan “cinta segitiga” yang rumit. Apalagi, Nissan masih memiliki hubungan strategis dengan Renault, yang memegang 15 persen sahamnya. Sementara itu, Honda, sebagai pendatang baru, tampaknya enggan berbagi panggung dengan Renault.

3. Februari 2025: Momen Penentuan
Semua mata kini tertuju pada Februari 2025, ketika Mitsubishi dikabarkan akan mengumumkan secara resmi keputusannya untuk tetap berjalan sendiri. Langkah ini menjadi sorotan karena dapat mengakhiri hubungan panjang Mitsubishi dengan Nissan, yang sebelumnya dianggap sebagai “mitra spesial.”