Pekanbaru, (LA) – Data UNICEF menunjukkan bahwa fenomena hilangnya peran ayah di Indonesia telah mencapai angka 20,9 persen. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemenkesra) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, mengungkapkan bahwa banyak ayah yang merasa tanggung jawab mereka selesai setelah memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
“Para ayah merasa tugas mereka selesai hanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi. Padahal, anak juga membutuhkan sentuhan psikologis dan komunikasi yang baik dari seorang ayah,” ujar Wihaji dalam wawancara dengan PRO3 RRI, Senin (3/2/2025).
Perubahan Pola Komunikasi Keluarga Jadi Faktor Penyebab
Menurut Wihaji, perubahan pola komunikasi dalam keluarga menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya peran ayah dalam pengasuhan anak. Kehadiran teknologi dan media sosial semakin mengurangi interaksi langsung antara orang tua dan anak-anak mereka.
“Jika ayah tidak mengajak anak berbicara, mereka akan mencari komunikasi di dunia digital. Kondisi ini dapat memengaruhi pembentukan karakter anak dan ketahanan generasi mendatang,” jelasnya.
Gerakan Ayah Teladan: Upaya Meningkatkan Peran Ayah dalam Keluarga
Sebagai langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini, BKKBN menginisiasi program Gerakan Ayah Teladan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak dengan membentuk komunitas yang lebih aktif dan edukatif dalam mendidik keluarga.
“Kami ingin membentuk komunitas yang dapat menjadi wadah bagi para ayah agar lebih sadar akan pentingnya peran mereka dalam tumbuh kembang anak,” tambah Wihaji.