Politik

Diduga Survei Abal-Abal: Klaim Kemenangan Afni-Syamsurizal Dipertanyakan, FISIP UNRI Tegas Membantah

66
×

Diduga Survei Abal-Abal: Klaim Kemenangan Afni-Syamsurizal Dipertanyakan, FISIP UNRI Tegas Membantah

Sebarkan artikel ini

Siak (LA) – Masyarakat Kabupaten Siak tengah dihebohkan oleh hasil survei yang mengklaim pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, Afni-Syamsurizal, akan memenangkan Pilkada Siak. Survei tersebut, yang dirilis oleh media lokal, menyebutkan bahwa Election Corner Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (UNRI) melakukan penelitian dengan melibatkan 1.310 responden, menunjukkan tingkat keterpilihan Afni-Syamsurizal sebesar 40,76%, mengungguli pasangan petahanan Alfedri-Husni Merza yang berada di angka 23,97%, Sementara pasangan Irving-Sugianto meraih 16,87% dan 18,40% responden lainnya belum menentukan pilihan.

Dalam pemberitaan sebelumnya, survei yang mengatasnamakan FISIP UNRI menyebutkan pasangan Afni-Syamsurizal diprediksi akan memenangkan Pilkada Siak. Informasi ini sempat beredar luas di media lokal dengan judul “Survey FISIP UNRI: Afni-Syamsurizal Diprediksi Menangkan Pilkada Siak” dikutip dari Riauaktual.com dan Catatanriau.com yang memicu perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan pengamat politik. Namun, kebenaran klaim tersebut akhirnya runtuh setelah pernyataan resmi dari pihak FISIP UNRI muncul.

FISIP UNRI: Kami Tidak Pernah Melakukan Survei

Klaim ini segera dibantah oleh pihak FISIP UNRI. Dekan FISIP UNRI, Dr. Meyzi Heriyanto, dalam pernyataan resminya menegaskan bahwa fakultasnya tidak pernah secara resmi melakukan survei seperti yang diberitakan.

“Kami menyatakan tidak pernah secara resmi melakukan survei seperti yang disampaikan oleh beberapa media tersebut,” ujar Dr. Meyzi dikutip dari Riaupos.co. Beliau juga meminta kepada oknum yang melakukan survei atas nama Election Corner FISIP UNRI untuk menyampaikan permohonan maaf kepada publik dan melakukan klarifikasi kepada pimpinan FISIP UNRI.

Bantahan tersebut dianggap semakin memperkuat kecurigaan publik dan Hal ini membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas klaim survei tersebut.

Pandangan Pengamat Politik

Pengamat politik Riau, Heri S, S.IP., M.Si., memberikan pernyataan tajam terkait polemik ini. Menurutnya, penyebaran survei seperti ini tentu sangat dipertanyakan kebenarannya. Ia menyebut jangan sampai hal ini menjadi bentuk manipulasi yang membahayakan demokrasi lokal.

“Survei asal klaim lembaga yang dibantah langsung oleh Fisip Unri seperti ini bisa berpotensi sebagai upaya manipulatif yang bertujuan untuk membentuk opini publik secara tidak sehat. Ini bukan sekadar pelanggaran etika akademik, tetapi juga berpotensi penurunan terhadap demokrasi yang jujur dan adil,” tegasnya.

Heri juga menambahkan bahwa publik harus lebih cerdas dan kritis dalam menerima informasi, terutama yang berkaitan dengan politik.

“Ini adalah pengingat bagi masyarakat bahwa data dan informasi yang beredar tidak selalu netral. Jangan sampai masyarakat dijadikan alat oleh kelompok tertentu untuk memenangkan persaingan politik dengan cara yang kurang baik,” tambahnya.

Baca juga: Presiden Prabowo Subianto Bahas Penguatan Hubungan Indonesia-Prancis dengan Emmanuel Macron di KTT G20 Brasil

Masyarakat Meradang

Masyarakat Kabupaten Siak tak tinggal diam. Mereka mulai mempertanyakan motif di balik penggunaan nama institusi akademik terkemuka seperti FISIP UNRI dalam klaim survei.

“Kalau memang surveinya abal-abal, ini jelas merugikan masyarakat. Kami merasa dibohongi dong,” ujar salah satu tokoh masyarakat Siak yang enggan disebutkan namanya.

Banyak pihak menilai bahwa penyebaran survei yang diduga abal-abal ini tidak hanya mencoreng nama baik FISIP UNRI, tetapi juga berpotensi memanipulasi opini publik menjelang Pilkada.

Menjaga Kredibilitas Demokrasi

Pilkada adalah pesta demokrasi yang seharusnya berlangsung secara jujur dan adil. Namun, insiden seperti ini mencoreng semangat demokrasi dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilihan. Dalam situasi ini, masyarakat Kabupaten Siak diharapkan tetap kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh klaim-klaim yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Bagi seluruh pasangan calon, tentu kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga integritas dalam berpolitik. Ini menjadi pelajaran berharga untuk seluruh pihak yang terlibat dalam Pilkada, baik sebagai peserta maupun pemantau. (RR21) 

Tinggalkan Balasan