Opini

Terpilih! Putra Aceh Menjadi Aktor Pertunjukan The Last Sira

Literasi
261
×

Terpilih! Putra Aceh Menjadi Aktor Pertunjukan The Last Sira

Sebarkan artikel ini
The Last Sira
Seniman Residensi Indonesia

Medan, Literasiaktual.com Medan Perjalanan menelusuri jejak peradaban masyarakat Karo dalam proyek Tendi Karo Vulkano Sinematografi produksi Teater Rumah Mata Medan, bagi Rasyidin Wig Maroe putra Aceh yang saat ini menetap di Kabupaten Bireun. Dalam program riset mencari peradaban sejarah masyarakat Karo, bagi Rasyidin merupakan pengalaman yang sangat berharga.

Dalam perjalanan residensi menelusuri jejak kebudayaan Karo, putra Aceh yang juga sebagai pengajar seni teater di prodi Teater Institut Seni Budaya Indonesia Aceh menemukan referensi tentang identitas kebudayaan masyarakat Karo, yang telah jadi bahan materi diskusi selama 2 bulan terhitung dari bulan Mei 2024.

Dalam pertemuan diskusi daring banyak membahas jejak penokohan guru Patipus sebagai pendiri Kota Medan. Dari awal sejarah pendirian kota Medan ini seluruh tim 15 Seniman Residensi Indonesia memulai mempelajari tentang bagaimana peradaban masyakarat Karo, mulai mempelajari soal sosial, budaya, dan tentang potensi Ekowisata yang di miliki provinsi Sumatera Utara.

Proyek The Last Sira mulai diwujudkan. Awal mula penjelajahan riset keberadaan Identitas Karo melalui pilot proyek Tendi Karo Volcano Sinematografi dari Teater Rumah Mata Medan. Berlanjut di pertemuan tatap muka pada tanggal 20 Juli 2024.

Pertemuan luring pada tanggal 21 di Teater Rumah Mata menjadi pertemuan yang dinantikan oleh 15 Seniman Residensi Indonesia. Mereka adalah S. Metron Masdison (Padang), Syamsul Fajri(Lombok), Lestari (Yogyakarta), Rafika Ul Hidayati(Pekanbaru), Hananingsih Widhiasri (Wonogiri), Rasyidin Wig Maroe (Bireuen-Aceh).

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *