Produksi Meningkat, Petani Rumput Laut Bangkit
Ketua Pokdakan Cottoni Jaya, Hanafi, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, mereka berhasil memproduksi 8,8 ton rumput laut kering. Berkat pendampingan SFV Pulau Kongsi, mereka optimis produksi akan terus meningkat meski menghadapi tantangan pergeseran tata guna lahan.
Hal senada disampaikan Tommi Susilo Utomo Lamanepa, Penyuluh Perikanan Kepulauan Seribu. Ia menyebut bahwa sejak adanya SFV Pulau Kongsi, masyarakat Pulau Pari semakin semangat dalam menjalankan usaha budidaya rumput laut.
“Penyuluhan semakin menarik karena masyarakat mendapatkan pengetahuan baru mengenai teknik budidaya yang lebih efisien,” ujarnya.
Ajang Pembelajaran bagi Mahasiswa
Selain untuk masyarakat, SFV Pulau Kongsi juga menjadi pusat pembelajaran bagi mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Tahun 2024, tercatat 19 mahasiswa dari enam kampus mengikuti magang di Pulau Kongsi. Jumlah ini meningkat pada Maret 2025, dengan 29 mahasiswa dari tujuh kampus menyelesaikan magang di sana.
Mahasiswa dari Universitas Brawijaya dan Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto meneliti teknik budidaya rumput laut, sementara mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman, Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran, serta Institut Teknologi Sumatera Lampung meneliti pengaruh kualitas air terhadap pertumbuhan rumput laut.
Harapan dan Masa Depan Budidaya Rumput Laut
Menurut Luthfi, percontohan budidaya rumput laut ini diharapkan dapat menjadi sarana penyuluhan, pembelajaran bagi mahasiswa, serta diseminasi teknologi kepada masyarakat.