Lombok, (LA) – Proses evakuasi pendaki warga negara asing (WNA) asal Brasil, JDSP (27), yang ditemukan tak bernyawa di jurang Gunung Rinjani, terus berlangsung. Insiden tragis ini terjadi di kawasan jurang dengan kedalaman sekitar 600 meter, sehingga menyulitkan proses evakuasi.
Metode Lifting untuk Evakuasi Korban
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, mengungkapkan bahwa evakuasi dimulai sejak pagi hari pada pukul 06.00 Wita. Tim SAR menggunakan metode lifting, yakni pengangkatan korban pendaki asal brasil ini dari dasar jurang ke permukaan.
“Korban kemudian akan dibawa melalui jalur pendakian menuju Posko Sembalun menggunakan tandu,” ujar Syafii. Setelah itu, jenazah akan diterbangkan menggunakan pesawat evakuasi yang sudah bersiaga di Posko Sembalun ke RS Bhayangkara NTB.
Personel SAR Bertaruh Nyawa di Jurang Rinjani
Evakuasi ini melibatkan tujuh personel SAR yang menjalankan operasi di medan ekstrem. Sebanyak tiga orang berada di anchor point kedua pada kedalaman 400 meter, sementara empat lainnya tetap di lokasi korban di kedalaman 600 meter. Untuk mendukung operasi yang memakan waktu lama, tim mendirikan flying camp atau bivak darurat di area sekitar jurang.
Salah satu personel Tim SAR telah mencapai lokasi korban di datum point, memastikan kondisi korban yang dinyatakan meninggal dunia. “Jenazah langsung kami bungkus untuk mempermudah proses evakuasi,” tambah Syafii.
Pesawat Siaga untuk Evakuasi Udara
Pesawat evakuasi telah disiapkan di Posko Sembalun untuk mempercepat pemindahan jenazah ke rumah sakit. Langkah ini diambil guna menjaga kondisi jenazah tetap aman selama perjalanan menuju RS Bhayangkara NTB.