Berita

Kontroversi Pagar Laut di Pantai Utara Tangerang: Pengakuan Nelayan Dibayar Rp125 Ribu/Hari

Literasi
46
×

Kontroversi Pagar Laut di Pantai Utara Tangerang: Pengakuan Nelayan Dibayar Rp125 Ribu/Hari

Sebarkan artikel ini
pagar laut
Kondisi pagar laut di Kecamatan Sukadiri yang terlihat masih terbentang hingga Pulau Cangkir, Kecamatan Keronjo, Kabupaten Tangerang, Jumat (10/1/2025). Pengakuan nelayan pekerja proyek itu dibayar Rp125 ribu/hari untuk pasang Pagar Laut. (Foto:RRI/Saadatuddaraen)

Tangerang, (LA) – Pemasangan pagar laut sepanjang ±30 kilometer di Pantai Utara Kabupaten Tangerang menuai polemik. Warga Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo, mengaku resah dengan proyek ini, meskipun sebagian dari mereka turut dilibatkan sebagai tenaga kerja dengan bayaran harian. Proyek yang diklaim sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2) ini menimbulkan pertanyaan mengenai tujuannya dan dampaknya terhadap masyarakat serta lingkungan sekitar.

Pengakuan Warga: Upah Pemasangan Pagar Laut

Heru, seorang nelayan dari Pulau Cangkir, mengungkapkan bahwa pemasangan pagar laut ini bukanlah kerja sukarela. Para pekerja mendapatkan bayaran harian yang bervariasi, tergantung waktu kerja.

“Ada upahnya. Saya pernah ditawari RT setempat, standar di Pantura sehari Rp125 ribu, tapi kalau kerja malam beda,” ujar Heru.

Heru juga menceritakan bahwa proses pemasangan pagar laut sudah berlangsung selama tiga bulan, dengan material berupa bambu yang diangkut menggunakan truk dan kapal. “Setiap hari, ada sekitar 10 orang yang memasang pagar dengan material tambahan seperti karung pasir dan paranet,” tambahnya.

Tujuan Pagar Laut: Pengurugan atau Infrastruktur?

Warga setempat mempertanyakan tujuan pemasangan pagar laut tersebut. Menurut Heru, pihak terkait tidak memberikan informasi jelas.

“Ada yang bilang untuk pengurugan, ada juga yang bilang bikin jembatan layang. Tapi kalau dilihat, polanya seperti tambak, jadi saya menduga ini untuk pengurugan,” kata Heru.

Penolakan Warga Pulau Cangkir

Tinggalkan Balasan