BeritaRiau

Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Riau Turun, Berikut Rincian Terbarunya Periode 15-21 Januari 2025

Literasi
24
×

Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Riau Turun, Berikut Rincian Terbarunya Periode 15-21 Januari 2025

Sebarkan artikel ini
Harga Sawit TBS Riau

PEKANBARU, (LA) – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 15 – 21 Januari 2025 mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan surat Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit No. 02 yang dikeluarkan oleh Tim Penetapan Harga TBS Sawit Plasma Provinsi Riau, harga sawit umur 9 tahun turun sebesar Rp 108,69 per kilogram menjadi Rp 3.462,33 per kilogram.

Rincian Harga TBS Sawit Berdasarkan Usia Tanaman

Dilansir dari laman www.infosawit.com, selain penurunan harga untuk sawit umur 9 tahun, berikut adalah rincian harga TBS sawit berdasarkan usia tanaman di Provinsi Riau:

  • Sawit umur 3 tahun: Rp 2.664,12 per kilogram
  • Sawit umur 4 tahun: Rp 3.024,43 per kilogram
  • Sawit umur 5 tahun: Rp 3.206,69 per kilogram
  • Sawit umur 6 tahun: Rp 3.346,99 per kilogram
  • Sawit umur 7 tahun: Rp 3.418,49 per kilogram
  • Sawit umur 8 tahun: Rp 3.458,91 per kilogram
  • Sawit umur 9 tahun: Rp 3.462,33 per kilogram
  • Sawit umur 10-20 tahun: Rp 3.443,31 per kilogram
  • Sawit umur 21 tahun: Rp 3.388,57 per kilogram
  • Sawit umur 22 tahun: Rp 3.335,91 per kilogram
  • Sawit umur 23 tahun: Rp 3.279,86 per kilogram
  • Sawit umur 24 tahun: Rp 3.218,35 per kilogram
  • Sawit umur 25 tahun: Rp 3.149,26 per kilogram

Harga Minyak Sawit Mentah (CPO) dan Produk Turunan

Sementara itu, harga minyak sawit mentah (CPO) ditetapkan sebesar Rp 13.970,71 per kilogram, sedangkan harga inti kelapa sawit (kernel) berada pada angka Rp 11.218,88 per kilogram. Selain itu, nilai cangkang kelapa sawit tercatat sebesar Rp 21,01 per kilogram. Indeks K untuk periode ini juga tercatat pada angka 93,30%.

Dampak Penurunan Harga TBS Sawit

Penurunan harga TBS sawit ini menjadi perhatian bagi para petani sawit di Provinsi Riau, mengingat sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang menjadi sumber pendapatan utama mereka. Penurunan harga ini diperkirakan akan berdampak pada pendapatan petani, yang mungkin mempengaruhi kesejahteraan mereka, terutama di daerah-daerah yang sangat bergantung pada komoditas ini.

Tinggalkan Balasan