Tema Lomba Tari Melayu tahun ini adalah “Dunia Kecil Penuh Warna” yang menekankan pada akulturasi budaya. Tito Aldila, salah satu juri, menjelaskan bahwa tema ini mencerminkan akulturasi budaya.
“Dalam Kompetisi Tari Melayu Kenduri Riau 2024 ini, kami menekankan pada akulturasi budaya atau keberagaman budaya, sehingga para peserta diharapkan dapat memadukan nilai-nilai tradisional dengan sentuhan modern yang inovatif,” jelas Tito.
Penilaian dalam kompetisi ini meliputi berbagai aspek, antara lain penataan tari, musik pengiring, tata rias dan busana, serta keutuhan penyajian. Kriteria lainnya adalah orisinalitas, kesinambungan, keselarasan, kesesuaian tema, dan komunikasi visual dengan penonton.
“Setelah pandemi, kegiatan ini sangat luar biasa karena memberikan ruang bagi seniman untuk berekspresi kembali,” ujar Revi Eko Saputra, salah satu peserta sekaligus penonton yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
“Semoga ditahun berikutnya acaranya diadakan malam hari, biar ramai, dan juga setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk gladi resik”, tambahnya
Acara ini diikuti oleh 20 Peserta yaitu Eskul Permata Tari, Gemalay Art, Sanggar Seni Kemilau, Sanggar Selodang, Sanggar Binatasik, Sanggar Balai Sanggam Melayu, Sanggar Bahu Warna, Sanggar Suku Seni Riau, Sanggar Tengku Agung, Sanggar Permaisuri, Sanggar Bina Bernas, Sanggar Laksamana, Sanggar Tari Kencana Melayu, Sanggar Skansix Dance Art, Sanggar Nak Dara Belia, Sanggar Tuah Pesisir, Sanggar SMP N 1 Ujung Batu, Sanggar Titah Negeri, Sanggar Tari Bunga Rosina, Dan Sanggar Seni Balai Proco.