Saksi lainnya, Kim Yong-cheol, 70 tahun, mengatakan bahwa pesawat tersebut gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk melakukan pendaratan kembali. Kim mengatakan bahwa ia mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan. Dia melihat pesawat naik setelah gagal mendarat, sebelum dia mendengar “ledakan keras” dan melihat “asap hitam mengepul ke langit”.
Faktor Penyebab Kecelakaan
Pihak berwenang menduga serangan burung dan cuaca buruk menjadi penyebab utama insiden ini. Kepala Kantor Pemadam Kebakaran Muan, Lee Jeong-hyun, mengatakan bahwa penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan penyebab pastinya.
Reaksi Keluarga dan Masyarakat
Duka Mendalam
Lebih dari 100 anggota keluarga berkumpul di Bandara Muan untuk mendapatkan kabar tentang orang-orang tercinta mereka. Ruang pertemuan dipenuhi dengan isak tangis ketika pihak berwenang mengungkapkan kemungkinan minimnya peluang untuk selamat.
Kemarahan dan Kekecewaan
Beberapa keluarga menuduh otoritas dan maskapai penerbangan lambat merespons, terutama dalam memberikan akses ke lokasi kecelakaan.
Tanggapan Maskapai dan Pemerintah
Jeju Air
Maskapai penerbangan ini meminta maaf secara terbuka dan menyatakan komitmen untuk menangani insiden tersebut. Mereka juga mengubah situs web mereka menjadi tampilan minimalis dengan latar belakang hitam sebagai bentuk penghormatan.
Pemerintah
Pelaksana tugas Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan mobilisasi semua sumber daya untuk operasi penyelamatan. Tragedi ini menjadi ujian besar bagi kepemimpinannya yang baru berjalan beberapa hari.
Tragedi Penerbangan Terbesar di Korea Selatan
Jika jumlah korban dipastikan, kecelakaan ini akan melampaui tragedi Asiana Airlines pada 1993 yang menewaskan 68 orang. Industri penerbangan Korea Selatan, yang selama ini memiliki rekam jejak keselamatan yang baik, kini menghadapi sorotan besar.