Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kemampuan bisnis untuk menjangkau pasar yang lebih besar melalui platform digital. Seorang pemilik restoran di Jayapura, yang penulis temui, mengatakan bahwa penjualannya meningkat sebesar 40 persen setelah menggunakan aplikasi untuk pengantaran makanan.
Riana, seorang pengusaha kerajinan tangan dari Bandung, memiliki pengalaman serupa. Ia mengatakan bahwa sebelumnya ia hanya mengandalkan pameran-pameran lokal. Namun, setelah mengikuti pelatihan Go Digital UMKM, ia mulai menjual produknya melalui pasar dan media sosial. Saat ini, produknya telah diekspor ke beberapa negara seperti Jepang dan Jerman, membuktikan bahwa teknologi digital dapat memberikan peluang pasar global.
Teknologi digital tidak hanya membantu UKM dalam hal pemasaran, tetapi juga meningkatkan daya saing produk lokal. Dengan mengintegrasikan platform digital, perusahaan dapat mengidentifikasi tren pasar, mengelola inventaris dengan lebih efisien, dan mempersonalisasi produk sesuai dengan kebutuhan konsumen global.
Meskipun ada banyak kisah sukses, tantangan tetap ada. Salah satu kendala utama untuk meningkatkan UKM dalam Go Digital adalah rendahnya tingkat literasi digital di beberapa daerah.
Selain itu, infrastruktur internet yang kurang memadai juga menjadi kendala bagi UKM di daerah terpencil. Masalah infrastruktur ini perlu segera diatasi, terutama karena UMKM dianggap sebagai andalan perekonomian.
Digitalisasi UMKM merupakan langkah penting menuju ekonomi inklusif di Indonesia. Program-program seperti UMKM Go Digital benar-benar memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha, meskipun target untuk mendigitalkan 30 juta UMKM pada tahun 2024 masih menjadi tantangan.