Dalam sebuah studi tahun 2018 terhadap lebih dari 15.000 perempuan yang hidup dengan kanker ovarium di seluruh dunia, yang dilakukan oleh World Ovarian Cancer Coalition, sembilan dari 10 perempuan mengalami berbagai gejala sebelum didiagnosis, tanpa memandang tahap diagnosis atau jenis kanker ovarium. Yang mengkhawatirkan, 66% wanita dalam penelitian ini melaporkan bahwa mereka bahkan belum pernah mendengar tentang kanker ovarium atau mengetahui apa pun tentang kanker ovarium sebelum didiagnosis.

Gejala yang harus diwaspadai
Berlawanan dengan pemahaman umum, tes Pap smear tidak mendeteksi kanker ovarium, melainkan kanker rahim. Namun, kesadaran akan gejala-gejala yang muncul dapat mengarah pada diagnosis kanker ovarium yang lebih cepat, dan gejala-gejala tersebut meliputi kembung yang menetap, kesulitan makan, cepat merasa kenyang, nyeri panggul dan perut, serta gejala kemih.
Dilansir dari halaman alodokter penyebab kanker ovarium, terjadi ketika DNA di sel-sel ovarium mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi tersebut menyebabkan sel ovarium tumbuh tidak normal dan tidak terkendali.
Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti apa penyebab terjadinya mutasi genetik tersebut. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kanker ovarium, yaitu:
- Berusia di atas 50 tahun
- Merokok
- Menjalani terapi penggantian hormon saat menopause
- Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium atau kanker payudara
- Menderita obesitas, obesitas, endometriosis atau sindrom Lynch
- Pernah menjalani radioterapi
baca juga Hari Bidan Internasional 2023, Indonesia Sempat Anjlok Peminat