Pekanbaru, (LA) – Masyarakat dan petani di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar kembali dihadapkan pada potensi kerugian besar setelah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang resmi membuka lima pintu spillway dengan ukuran 5 x 170 cm, Sabtu (1/3/2025) pukul 20.00 WIB. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi tingginya debit air yang masuk ke waduk akibat curah hujan yang tinggi.
Alasan Pembukaan Spillway
Dilansir dari laman catatanriau.com, Ketua Tim Koordinasi Pengoperasian Bendungan Koto Panjang, Syauqiyatul Afnani Rangkuti, menyatakan bahwa pembukaan ini tidak dapat dihindari karena elevasi air di waduk telah mencapai 84,15 meter di atas permukaan laut (Mdpl), mendekati batas maksimum.
“Kami memahami dampaknya terhadap masyarakat, tetapi langkah ini harus dilakukan demi menjaga keselamatan bendungan dan menghindari bencana yang lebih besar,” jelas Syauqiyatul.
Dengan debit air masuk (inflow) mencapai 2.432,27 m³/s, langkah darurat diambil untuk melepaskan air ke Sungai Kampar. Total debit air yang dilepaskan mencapai 1.541,44 m³/s, gabungan dari outflow spillway sebesar 1.210,2 m³/s dan outflow turbin 331,24 m³/s.
Baca juga
Kapolda Riau Tinjau Dua Lokasi Ketahanan Pangan di Kampar, Dukung Program Prioritas Presiden
Dampak Serius di Hilir Sungai Kampar
Pembukaan spillway ini berpotensi memicu berbagai dampak negatif bagi masyarakat di sekitar DAS Kampar, antara lain:
1. Kerugian Petani dan Nelayan
Ratusan hektare lahan pertanian dan perkebunan terancam terendam, menyebabkan kerugian besar bagi petani. Nelayan juga menghadapi ancaman kehilangan penghasilan karena luapan air yang menghambat aktivitas perikanan.
2. Erosi dan Kerusakan Infrastruktur
Debit air yang tinggi dapat mempercepat erosi tebing sungai, serta merusak jembatan dan jalan di sekitar DAS Kampar.
3. Banjir di Permukiman Warga
Luapan air berpotensi menggenangi rumah-rumah penduduk di bantaran sungai, sehingga memengaruhi kehidupan sehari-hari dan fasilitas umum.
Imbauan dan Langkah Antisipasi
Manager PLTA Koto Panjang, Dhani Irwansyah, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rendah.
“Kami terus memantau inflow dan elevasi waduk untuk menentukan langkah lebih lanjut. Masyarakat diharapkan mengikuti informasi resmi dan segera mengambil tindakan antisipasi,” kata Dhani.
Pemerintah daerah, BPBD, dan aparat terkait telah bersiaga untuk memberikan bantuan jika kondisi semakin memburuk. Dengan curah hujan yang masih tinggi di hulu Sungai Kampar, peningkatan debit air masih mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.