PemerintahanRiau

Gubernur Riau Hadiri Syukuran dan Tepuk Tepung Tawar di LAM Inhil: Komitmen Jaga Budaya Melayu

Literasi
8
×

Gubernur Riau Hadiri Syukuran dan Tepuk Tepung Tawar di LAM Inhil: Komitmen Jaga Budaya Melayu

Sebarkan artikel ini
LAMR Gubernur Riau

Indragiri Hilir (LA) – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menggelar acara syukuran dan buka puasa bersama dalam rangka menyambut kedatangan Gubernur Riau, Abdul Wahid. Acara ini berlangsung di Sekretariat LAMR Tembilahan pada Sabtu (15/3), dihadiri oleh tokoh adat dan masyarakat setempat.

Sebagai bagian dari tradisi adat, LAMR juga menggelar prosesi tepuk tepung tawar, yang menjadi simbol syukur atas kemenangan putra terbaik Inhil dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Riau beberapa waktu lalu. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk doa untuk keselamatan serta keberkahan dalam kepemimpinan baru di Riau.

Hadirnya Tokoh Adat dan Pejabat Penting

Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Inhil, Said Syarifuddin, serta Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Inhil, Feriyandi. Kehadiran para tokoh adat ini menunjukkan kuatnya sinergi antara pemerintah dan lembaga adat dalam menjaga budaya Melayu sebagai identitas utama masyarakat Riau.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Riau Abdul Wahid menegaskan komitmennya terhadap LAMR dan budaya Melayu sebagai pilar utama pembangunan di provinsi ini.

Komitmen Gubernur Riau terhadap Budaya Melayu

“Saya berkomitmen menjaga dan menguatkan peran LAM dalam visi dan misi saya. Tepuk tepung tawar ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga doa bersama untuk menghindari bala dan bencana. Saya bangga dan bersyukur dapat menerima penghormatan ini,” ujar Wahid.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sebelum resmi menjabat sebagai Gubernur Riau, dirinya terlebih dahulu menjalani prosesi tepuk tepung tawar di LAMR Provinsi Riau bersama para bupati dan wali kota. Menurutnya, langkah ini mencerminkan penghormatan terhadap adat serta sebagai bentuk awal dari komitmennya menjadikan budaya Melayu sebagai fondasi dalam kebijakan pembangunan Riau ke depan.

Tinggalkan Balasan