Jumlah sebesar itu merupakan pangsa pasar bagi berbagai produk yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi yang ada di Kalimantan. Belum lagi belanja non pegawai atau kebutuhan pemerintahan lainnya, seperti fasilitas pelengkap, kendaraan, rumah dinas, kebutuhan kantor, dan lainnya sebagainya.
Setelah beroperasi, tentunya IKN akan menyedot Investasi, sehingga kawasan bisnis dan industri baru juga akan muncul di sekitarnya. Para pelaku usaha akan menambah jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi sehingga menjadi pangsa pasar baru yang lebih besar baik bagi produk mentah ataupun produk jadi.
Pemerintah Daerah di Kaltim dan Kaltara perlu bekerjasama untuk menangkap peluang ekonomi yang luas dari pembangunan IKN tersebut.
Kerjasama ini secara khusus untuk memetakan tiga hal berikut:
1. Apa dan berapa yang dibutuhkan oleh IKN mulai dari tahapan pembangunan sampai operasional.?
2. Apa dan berapa yang perlu disupply oleh industri di Kaltim dan Kaltara baik secara langsung ataupun tidak langsung?
3. Apakah industri kaltim dan kaltara mampu memenuhi kebutuhan IKN tersebut. ?
Satu hal yang perlu ditekankan di sini adalah kebutuhan tidak langsung IKN. IKN butuh output dari sektor konstruksi, sementara sektor konstruksi itu butuh bahan baku dari sektor-sektor lainnya, dan sektor-sektor lainnya itu juga saling membutuhkan satu sama lain.
Misal, pada tahapan pembangunan ini IKN secara langsung membutuhkan jasa kontruksi untuk membangun infrastruktur dengan total anggaran 75 triliun rupiah. Di sisi lain, secara tidak langsung IKN pasti membutuhkan jasa transportasi untuk keperluan pengangkutan material, produk pertanian untuk keperluan konsumsi tenaga kerja konstruksi, jasa sektor kehutanan untuk memenuhi material kayu konstruksi, jasa pertambangan galian C untuk material pasir, jasa sektor minyak dan batu bara untuk bahan bakar, jasa percetakan dan sebagainya selain otu sektor-sektor ini juga membutuhkan bahan baku satu sama lain.