Jakarta, (LA) – Polwan di Indonesia kembali menjadi sorotan sebagai ujung tombak perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan. Dalam kegiatan yang digelar di Polda Bali, Brigjen Nurul Azizah, Direktur Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Perlindungan Perempuan dan Anak (Dirtipid PPA dan PPO) Bareskrim Polri, memberikan arahan strategis sekaligus memperkenalkan program nasional bertajuk “Rise and Speak”.
Rise and Speak: Kampanye Nasional Melawan Kekerasan
Program Rise and Speak dirancang sebagai kampanye nasional untuk melawan kekerasan berbasis gender dan perdagangan orang. Nurul menekankan pentingnya memberikan ruang kepada perempuan, khususnya kelompok rentan, untuk bersuara.
“Melalui program ini, kami ingin membangkitkan semangat bahwa setiap individu memiliki hak untuk bersuara. Polwan menjadi pelindung korban, pemimpin transformasi, dan penggerak masyarakat,” ungkap Nurul.
Program ini memiliki tiga pilar utama:
- Polwan sebagai pelindung korban: Memberikan perlindungan maksimal kepada perempuan dan anak korban kekerasan.
- Polwan sebagai pemimpin transformasi: Mendorong Polwan untuk mengambil peran penting dalam transformasi Polri.
- Polwan sebagai penggerak masyarakat: Menginisiasi gerakan sosial di akar rumput untuk melawan kekerasan berbasis gender.
Peran Vital Polwan dalam Polri
Nurul Azizah menegaskan bahwa menjadi Polwan bukan hanya bagian dari institusi, melainkan elemen vital yang memiliki sensitivitas dalam menangani kasus-kasus sensitif.
“Polwan memiliki keunggulan dalam mendengar, memahami, dan menangani persoalan masyarakat. Rise and Speak adalah ruang untuk Polwan bersinar,” ujar Nurul.