Nasional

Defisit APBN Aman: Pemerintah Pastikan Stabilitas Fiskal dan Stimulus untuk Rakyat

Literasi
1
×

Defisit APBN Aman: Pemerintah Pastikan Stabilitas Fiskal dan Stimulus untuk Rakyat

Sebarkan artikel ini

Jakarta, (LA) – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Fitra Faisal Hastiadi, menegaskan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp21 triliun, setara 0,09 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), masih berada dalam batas aman. Kebijakan fiskal yang strategis ini dirancang untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah berbagai tantangan global.

Defisit di Batas Aman

Menurut Fitra, defisit APBN saat ini masih jauh dari batas target 2,53 persen. Hal ini menunjukkan kondisi fiskal yang terkendali dan tidak membebani masyarakat.

“Angka defisit yang kecil ini adalah cerminan kebijakan fiskal yang dirancang dengan hati-hati,” jelasnya.

Fitra juga memastikan bahwa tidak akan ada pemotongan bantuan sosial maupun kenaikan tarif pajak sepanjang tahun 2025.

Stimulus untuk Rakyat

Pemerintah justru mengalokasikan stimulus sebesar Rp24,4 triliun untuk membantu masyarakat rentan dan pekerja dengan gaji rendah. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat dari dampak tekanan ekonomi global.

“Stimulus ini adalah wujud nyata keberpihakan pemerintah kepada rakyat kecil,” ujar Fitra.

Efisiensi dan Realokasi Anggaran

Untuk menjaga defisit tetap terkendali, Presiden telah menginstruksikan kementerian dan lembaga melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2025 untuk melakukan efisiensi belanja dan realokasi anggaran ke sektor produktif.

  • Efisiensi Belanja: Mengoptimalkan alokasi ke program prioritas.

  • Realokasi Anggaran: Fokus pada sektor produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Antisipasi Dampak Global

Fitra juga menyoroti upaya pemerintah dalam menghadapi risiko ekonomi global, termasuk dampak dari konflik Iran-Israel. APBN telah dirancang untuk menyerap guncangan ekonomi sekaligus menjaga stabilitas nasional.

“Asesmen fiskal sudah mencakup berbagai risiko global, sehingga APBN tetap menjadi instrumen utama stabilitas ekonomi,” kata Fitra.

Penulis: Syafrila

Tinggalkan Balasan