Berita

Proyek Embung Raksasa di Kampung Payung-Payung Diduga Molor, Warga Harap Pekerjaan Sesuai Spesifikasi

Avatar
14
×

Proyek Embung Raksasa di Kampung Payung-Payung Diduga Molor, Warga Harap Pekerjaan Sesuai Spesifikasi

Sebarkan artikel ini

Proyek Embung Raksasa di Kampung Payung-Payung Diduga Molor, Warga Harap Pekerjaan Sesuai Spesifikasi

Berau, Kaltim (LA) – Proyek pembangunan embung raksasa di Kampung Payung-Payung, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, yang menelan anggaran miliaran rupiah, diduga mengalami keterlambatan dari jadwal kontrak yang telah ditetapkan. Hingga kini, progres fisik pembangunan embung tersebut masih dinilai jauh dari 100 persen penyelesaian.Kamis(17/04/25)

Embung ini dirancang sebagai wadah penampungan air hujan guna mendukung ketersediaan air bersih bagi masyarakat Pulau Maratua, yang selama ini mengandalkan air hujan sebagai sumber utama kebutuhan sehari-hari. Diharapkan, dengan adanya embung ini, masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan air bersih, terutama saat musim kemarau.

Sejumlah warga dan tokoh masyarakat mengungkapkan kepada media adanya dugaan keterlambatan pekerjaan proyek. Ironisnya, pembangunan embung ini diduga telah berpindah tangan hingga tiga kali. Hasil investigasi awak media juga menunjukkan bahwa pembangunan belum menunjukkan kemajuan signifikan.

Warga berharap agar proyek ini dapat diselesaikan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan sejak awal. Meski begitu, sebagian warga tetap mengapresiasi inisiatif pemerintah dalam membangun embung sebagai solusi jangka panjang persoalan air bersih.

Dalam upaya konfirmasi, setelah dua kali dilakukan koordinasi, pihak kontraktor berinisial PIT akhirnya membenarkan bahwa proyek tersebut ditangani oleh PT MOJO.

Namun, proyek ini juga sempat menuai keluhan warga. Pasalnya, terdapat tumpukan semen di badan jalan umum yang mengganggu aktivitas masyarakat dalam berkendara. Menyikapi hal ini, Kepala Kampung telah berkoordinasi dengan pihak kontraktor agar aktivitas proyek tidak mengganggu akses jalan.

“Harap pihak kontraktor yang bertanggung jawab dapat menjaga kebersihan jalan di sekitar proyek serta memastikan aktivitasnya tidak mengganggu pejalan kaki dan pengendara,” ujar Kepala Kampung.

Di sisi lain, proyek ini juga mendapat kritikan dari Pemerintah Kampung karena pelaksanaan proyek dinilai kurang memperhatikan dampak terhadap fasilitas umum, termasuk jalan.

Pihak instansi terkait, dalam hal ini Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Berau, diharapkan dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek, termasuk aspek akuntabilitas dan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan.

Awak media masih terus berupaya mengonfirmasi pihak-pihak terkait guna memperoleh informasi yang lebih akurat terkait dugaan keterlambatan pembangunan embung raksasa ini.

(Teguh S.H)

 

 

Tinggalkan Balasan