Jenewa, (LA) – Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan adanya perlambatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi dunia sepanjang 2025 hingga 2026. Hal ini dipicu oleh meningkatnya tarif dagang yang diberlakukan Amerika Serikat serta ketegangan geopolitik yang semakin meruncing.
Gejolak Tarif dan Ketidakpastian Politik Global
Dalam laporan ekonomi pertengahan tahun yang dirilis Jumat ini, PBB menyoroti peran kebijakan perdagangan proteksionis yang menyebabkan ketidakstabilan lintas sektor. Lonjakan tarif, khususnya yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump sejak Februari lalu, disebut sebagai salah satu penyebab utama memburuknya outlook ekonomi global.
Direktur Divisi Analisis Ekonomi dan Kebijakan PBB, Shantanu Mukherjee, mengungkapkan bahwa dunia saat ini tengah berada dalam fase ketidakpastian yang tinggi, yang diperparah oleh naiknya biaya produksi dan risiko gangguan keuangan di banyak negara.
Pertumbuhan Melemah, Negara Termiskin Paling Terdampak
PBB kini memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya akan mencapai 2,4 persen pada 2025 dan 2,5 persen pada 2026, menurun masing-masing 0,4 persen dari proyeksi sebelumnya. Negara-negara termiskin dan kurang berkembang menjadi kelompok yang paling menderita akibat perlambatan ini. Prediksi pertumbuhan mereka merosot dari 4,6 persen menjadi 4,1 persen.
“Penurunan ini setara dengan kehilangan miliaran dolar dalam output ekonomi negara-negara yang menampung lebih dari separuh populasi dunia dalam kemiskinan ekstrem,” kata Mukherjee.