Lebak, (LA) – Menjelang pergantian tahun ke 2025, Gerakan Mandalawangi Peduli menggelar kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis di Binong Raya, Kecamatan Bojong Manik, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (31/12) lalu. Kegiatan ini difokuskan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat adat Baduy Dalam dan Baduy Luar, yang selama ini menghadapi keterbatasan fasilitas kesehatan.
Ratusan Warga Antusias Ikuti Pemeriksaan
Acara ini dihadiri ratusan masyarakat dari Baduy Dalam, Baduy Luar, dan sekitarnya. Sebagian besar pasien yang hadir didiagnosis menderita sejumlah penyakit seperti gatal kulit, cacingan, bronkitis, mual, sakit kepala, dan demam.
“Lingkungan tempat tinggal dan aturan adat yang melarang penggunaan sabun menjadi penyebab utama berbagai penyakit kulit yang dialami masyarakat,” jelas dr. Munang Tampubolon, dokter yang terlibat dalam kegiatan ini. Ia menambahkan bahwa edukasi kebersihan dan perawatan tubuh perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk mencegah penyakit serupa di masa depan.
Apresiasi dan Dukungan dari Berbagai Pihak
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha.
“Kemenkes mendukung penuh upaya seperti yang dilakukan Mandalawangi Peduli. Ini sejalan dengan tujuan kita bersama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah yang sulit dijangkau,” ujar Kunta.
Sementara itu, Ketua Mandalawangi Peduli, Rahmi Hidayati, menegaskan bahwa kesehatan masyarakat adat adalah prioritas gerakan tersebut. “Masyarakat adat seperti Baduy memerlukan perhatian khusus karena keterbatasan akses mereka terhadap layanan kesehatan formal,” katanya.
Kendala Akses dan Data Kependudukan
Kepala Dinas Kesehatan Lebak, Budhi Mulyanto, menjelaskan bahwa salah satu hambatan utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat Baduy adalah sulitnya akses ke fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu).