Abbas mengaku sempat memperbaiki mobil tersebut dengan dana pribadi. Namun, ketika ditanya soal keberadaan mobil itu sekarang, ia menjawab bahwa unit tersebut kini berada di salah satu perusahaan.
“Mobilnya aman, masih ada. Sekarang ada di salah satu perusahaan. Apakah dipinjam atau dikontrakkan, saya tidak bisa jawab pasti. Yang jelas keberadaannya diketahui dan tidak hilang,” jelasnya.
Abbas menambahkan bahwa keputusan menempatkan mobil di perusahaan tersebut merupakan hasil musyawarah dengan aparatur kampung dan tokoh masyarakat. Namun, ia mengakui bahwa tidak ada pemberitahuan resmi kepada warga terkait hal ini.
Pernyataan ini justru menuai kekecewaan dari masyarakat. Salah seorang warga menilai tindakan tersebut bertentangan dengan tujuan awal dari pemberian bantuan mobil.
“Saat serah terima dulu, jelas disebutkan bahwa mobil itu harus digunakan untuk mendukung transportasi anak sekolah dan keperluan usaha BUMK, termasuk situasi darurat. Tapi sekarang malah di perusahaan. Ini sangat mengecewakan,” katanya.
Tidak adanya transparansi hal ini memicu sorotan dari berbagai pihak,media dan sejumlah LSM.
warga mengaku akan melaporkan hal ini kepada pihak-pihak terkait untuk meminta melakukan audit berdasarkan fakta yang terjadi.
Editor: Teguh S.H