Hal senada juga diungkapkan oleh Susanti, sebagai alumnus FK-KMK UGM, dirinya selalu memegang teguh nilai-nilai ke-UGMan yang sudah diajarkan padanya. Bahkan sudah menginspirasi dirinya untuk melakukan riset-riset terkait kanker dalam rangka untuk berkontribusi terhadap masyarakat. “Ketika saya masih sangat muda di UGM, kemudian salah satu yang sangat membekas tentu program KKN di mana saya merasakan, sangat merasakan bagaimana ilmu yang kita dapat itu sebisanya harus bisa bermanfaat untuk masyarakat luas. Dengan semangat itulah, dengan nilai-nilai itulah akhirnya, walaupun saya sehari-hari berkutat dengan peralatan laboratorium, Saya berupaya untuk bisa hasil kerja saya di lab di laboratorium itu bisa sampai ke pasien.”Ungkap Santi.
Sementara Saeful Deni mengatakan dedikasi yang ia berikan selama menjadi akademisi tidak lepas dari kontribusi UGM sebagai almamaternya yang telah mengambil peran sebagai sebuah tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan dan telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat membantu mereka saat berkiprah di perguruan tinggi masing-masing. “Banyak kami lakukan dan sekarang ini kami juga masih menjadi Rektor dan berbagai macam kerjasama kami lakukan. Tentunya semua itu adalah dasar dari pengetahuan maupun pengalaman yang ada di UGM dan sebagai alumni saya sekali lagi berterima kasih kepada Bapak Rektor dan juga sebagai akademika yang ada di Universitas Gadjah Mada,” pungkas Deni.
Ketua Panitia Dies Natalis UGM ke-75 sekaligus Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si menyampaikan apresiasinya kepada para penerima anugerah HB IX award yang sudah memberikan kontribusi yang besar pada masyarakat, sehingga berhak menerima anugerah Hamengkubuwono Award. “Penghargaan dari UGM tentu ini bagian dari komitmen Universitas Gadjah Mada untuk terus memperkuat jaringan kerjasama baik dengan alumni dengan membangun reputasi sebaik-baiknya,” katanya.