5. 2019
Terakhir ada lukisan berjudul 2019 yang menggambarkan seorang petani menuntun sapi menuju sebuah istana. Maksud dari karya ini, kata Yos, merupakan realisasi kultur yang tengah dihadapi. Namun, kurator menganggap lukisannya itu terlalu vulgar.
“Petani mana yang tidak bersentuhan dengan peternakan? Petani mana? Itu lho. Jadi ini gambaran real dari kultur yang kita sedang hadapi. Dan saya gambarkan secara eksplisit. Petani membawa sapi yang saya gambarkan, seperti ke istana. Itu dianggap vulgar,” cerita Yos.
Respons Publik dan Dampaknya
Pembatalan ini menuai kekecewaan dari para pengunjung yang sudah menantikan kesempatan menikmati karya Yos Suprapto. Keputusan mendadak tersebut juga memicu perdebatan mengenai kebebasan berekspresi di dunia seni dan batasan kuratorial.
Beberapa pihak menilai pembatalan ini sebagai bentuk pembatasan kreativitas seniman, sementara lainnya mendukung langkah kurator demi menjaga narasi tema yang konsisten.