Muan, (LA) – Kesedihan mendalam menyelimuti Bandara Internasional Muan pada Minggu pagi, setelah sebuah pesawat jatuh menabrak tembok pembatas dan terbakar. Tragedi ini menewaskan 179 orang, dengan sebagian besar korban sulit diidentifikasi karena kondisi jenazah yang rusak parah.
Jeritan Duka Saat Nama-Nama Korban Diumumkan
Di tengah keheningan yang mencekam, suara mikrofon memecah suasana dengan menyebutkan nama-nama korban yang telah teridentifikasi. Jeritan putus asa langsung terdengar dari keluarga yang kehilangan anggota tercinta.
Seorang wanita menangis tak terkendali setelah mendengar nama keluarganya. Pejabat pemerintah mencoba menghibur dengan mengarahkan mereka ke lokasi layanan bantuan keluarga. Namun, bagi mereka yang belum mendapatkan kabar, ketidakpastian menjadi siksaan tersendiri.
“Kami sangat ingin tahu, berapa lama hasil tes DNA akan keluar?” tanya salah satu anggota keluarga dengan nada penuh harap. Sayangnya, petugas pemadam kebakaran menjawab, “Tidak mungkin malam ini.”
Antrean Panjang untuk Tes DNA
Meja-meja di bandara dipenuhi anggota keluarga yang menyerahkan sampel DNA mereka untuk membantu proses identifikasi. Banyak yang terlihat kehilangan tenaga untuk berdiri, sementara yang lain terisak-isak menunggu perkembangan terbaru.
Salah satu daftar korban mencakup sebuah keluarga besar beranggotakan sembilan orang yang sedang pulang dari perayaan ulang tahun ke-80 anggota keluarga mereka. Ada pula sekelompok pejabat pemerintah yang dalam perjalanan menandai masa pensiun seorang kolega.
Baca juga