BANDUNG, LITERASIAKTUAL.COM – Pasar purnama merupakan sebuah karya pertunjukan yang menampilkan dialog antara pertunjukan sunda klasik dengan interpretasi tubuh penari masa kini yang akan dituangkan dalam bentuk tari kontemporer.
Pasar purnama dikelola oleh Sasikirana DanceLab mendapatkan hibah dari Bakti Budaya Djarum Foundation. Pasar Purnama termasuk dalam 10 proposal terpilih ruang kreatif seni pertunjukan 2017. Hasil seleksi berdasarkan presentasi dari perwakilan kelompok saat Pitching Proposal di salah satu rangkaian kegiatan workshop seni pertunjukan. Setiap kelompok terpilih nantinya akan mendapatkan pendampingan dari para seniman ternama saat persiapan pementasan dan akan ditampilkan di Galeri Indonesia Kaya. Agni Ekayanti selaku program mengatakan
“mempresentasikan nilai-nilai luhur mengenai kesederhanaan, kelembutan dan tata krama memerlukan sebuah ruang, karena semakin berjalannya waktu maka berkurangnya pemahaman tentang akar tradisi dan nilai filosofis termasuk dalam karya tari. Banyaknya inovasi diciptakan tanpa mengenali bahkan memahami setiap pesan tersirat dalam sebuah karya”ungkapnya.
Pemahaman sebuah karya mengusung dari gagasan dasar berawal dari kegelisahan. Pasar sebagaimana diketahui identik dengan sebuah keramaian, berkumpul, bersenda gurau, tawar menawar, dan sebagainya. Tetapi pasar bisa mengarah kepada keseimbangan. Dikatakan seperti itu, pasar akan membentuk sebuah karakter kuat antara personal. Mempertemukan beberapa karakter dalam satu waktu bahkan tidak bisa ditebak, pasar sekilas akan memunculkan keadilan dan kesepakatan yang sangat ramah, tidak memandang strata sosial.
Pasar purnama sebuah konspirasi yang dilakukan oleh beberapa pola pikir personal tergabung menjadi satu. Menghubungkan antara pasar dengan purnama menjadi sebuah penggarapan. Karena pasar dan purnama bisa menjadi tanda sebuah munculnya sebuah kegiatan. Bukan sebagai pemujaan tetapi lebih mengarah pengungkapan rasa syukur. Manusia akan hadir dengan keadaan lupa atau melupakan. Tetapi bagaimana cara melawan lupa tersebut. Pasar purnama sebagai ruang dalam melakukan perubahan kecil mempertahankan kebudayaan leluhur.
Bayangkan saja ketika kita hidup dalam lintas generasi yang sudah sangat jauh meninggalkan para leluhur, di masa depan siapa yang bisa menjamin leluhur akan selalu diingat oleh generasi mendatang. Pernyataan dan perubahan kecil akan membawa dampak begitu kuat walaupun pro dan kontra selalu ada.
Pembentukan kerinduan menjadikan purnama yang artinya bulan penuh. Menjadi sumber inspirasi dalam mengumpulkan pegiat seni untuk mengapresiasi diri dalam suatu kegiatan. Selayaknya pasar yang ramai dan hiruk pikuk melanda, begitu juga bulan purnama yang diketahui indah dan sempurna tetapi apabila dilihat dari dekat juga tidak sempurna. Begitu halnya kebudayaan, walau terlihat masih bertahan, tetapi siapa yang tahu nasib dari kebudayaan itu sendiri di masa depan.
Pasar purnama lebih mengutamakan untuk pergelaran tari sunda dan menjadi sumber inspirasi koreografer. Menjelang proses pertunjukan, latihan diadakan setiap hari senin dan kamis. Latihan juga dibimbing oleh maestro tari sunda klasik ibu Irawati Durban.
Nama Sunda berasal dari kitab Sastrajendra Hayuningrat (belida.com/religi) dibentuk oleh tiga suku kata yaitu Su-Na-Da yang artinya matahari (sejati-api-besar). Sastrajendra Hayuningrat (su-astra-ajian-ra-hayu-ning-ratu) artinya sinar sejati ajaran matahari – kebaikan dari sang ratu.
Tari Klasik Sunda lebih dimunculkan karena memperkenalkan leluhur sangat perlu saat ini, karena manusia sekarang lebih cenderung memahami teknologi dari pada kebudayaan yang membesarkan dirinya. Khusus di Indonesia kepercayaan tertentu dalam membangun transendental (bersifat kerohanian) masih sedikit diperhatikan walaupun karakter masih sangat kuat. Ketika pasar purnama dikemas menjadi sebuah pertunjukan, secara tidak langsung pasar purnama menjadi wujud perwakilan salah satu bagian tata karma yang terdapat di wilayah nusantara.
Pasar akan saling mempengaruhi antar personal, Purnama (bulan) menawarkan kesimbangan terhadap manusia dan ekosistem makhluk hidup, Nama sunda berarti wujud dari cahaya bahkan kebaikan, dan gagasan dasar dari koreografi tari sunda klasik menggambarkan ketenangan, kesederhanaan, kelembutan, serta tata krama, walau dalam mempelajari tari sunda harus membiasakan dengan pertahanan kaki dan merasakan setiap gerakan yang direfleksikan melalui tubuh.
Dari gagasan tersebut, setidaknya melukiskan bahwa saling menghargai dan menghormati, tolong menolong, keseimbangan antara makro, mikro, dan meta serta masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang menjadi perjalanan yang ditempuh manusia. (Sasikirana DanceLab) “Pasar Purnama, sebuah ruang transaksi yang melibatkan waktu. Kita dan mereka, yang kini dan yang terdahulu”. Menjadi purnama dalam perjalanan waktu yang tak pernah lelah untuk melaju.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me? https://accounts.binance.com/ur/register-person?ref=WTOZ531Y