Berita

Hari Puisi Nasional, Mengulik Perjalanan Chairil Anwar

Literasi
3549
×

Hari Puisi Nasional, Mengulik Perjalanan Chairil Anwar

Sebarkan artikel ini
Chairil Anwar
Chairil Anwar (26 Juli 1922-28 April 1949), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang", adalah penyair terkemuka Indonesia.

Sedangkan Chairil Anwar sejak semula sudah menaruh curiga. la mempunyai pandangan tersendiri mengenai seni di Indonesia. Chairil Anwar mulai dikenal sebagai penyair pada tahun 1945. Pada suatu hari di tahun tersebut ia datang ke Redaksi Panji Pustaka membawa sajak-sajaknya. la minta pada redaksi yaitu Armyn Pane agar sajaksajaknya dimuat dalam Panji Pustaka. Di antara sajak tersebut terdapat sajak “Aku”. Tetapi ditolak oleh Armyn Pane karena sajak-sajaknya sangat individualistis. Terutama sajak Aku terlalu berbau pemujaan terhadap diri sendiri. Atas penolakan tersebut ternyata Chairil tidak sakit hati. Menu rut H.B. Jassin “Aku” ditolak sebenarnya bukan karena sajak itu buruk, melainkan karena lebih banyak menyangkut situasi pada saat pendudukan Jepang yang peka terhadap kata-kata yang dapat dituduh mengandung unsur-unsur agitatip dan “Aku” memang mengandung bara api. Dari Panji Pustaka “Aku” tiba di redaksi majalah Timur yang dipegang oleh Nur Sutan lskandar. Walaupun Nur Sutan lskandar tidak menyetujui sikap dan tampang Chairil Anwar. Tetapi ketika Chairil Anwar datang, Nur Sutan lskandar menyetujui dimuatnya “Aku” dalam majalah Timur dengan dirubah judulnya menjadi ” Semangat” .

Melalui sajak “Aku”nya tersebut Chairil Anwar kemudian terkenal dengan sebutan “SI BINATANG JALANG” di kalangan teman-temannya. Dalam menuliskan sajak-sajaknya Chairil membawa perubahan yang radikal. la mempergunakan bahasa Indonesia yang hidup, berjiwa. Bukan lagi bahasa buku melainkan bahasa percakapan sehari-hari yang dibuatnya bernilai sastra. Bentuk dan iramanya jauh dari pantun, syair, soneta,ataupun sajak bebas Pujangga Baru. lsinya seperti dibuat berisi listrik. lni adalah pemberontakan yang terjadi dalam jiwa. Ukuran-ukuran lama dilemparkan semua. Kesombongan yang dilarang orang-orang tua mencapai puncaknya, maut ditantang dan dikesampingkan.

Tinggalkan Balasan