Berita

Hari Puisi Nasional, Mengulik Perjalanan Chairil Anwar

Literasi
3545
×

Hari Puisi Nasional, Mengulik Perjalanan Chairil Anwar

Sebarkan artikel ini
Chairil Anwar
Chairil Anwar (26 Juli 1922-28 April 1949), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang", adalah penyair terkemuka Indonesia.

Jepang terkenal sebagai bangsa yang menaruh minat besar terhadap kesenian, termasuk juga kesenian Indonesia. Perhatian pembesar-pembesar Jepang terhadap kesenian Indonesia sangat besar. Hal ini membangkitkan pikiran beberapa seniman Indonesia untuk mencari jalan mempersatukan kaum seniman ke dalam suatu wadah. Janganlah hendaknya kaum seniman hanya dieksploitasi oleh kekuasaan Jepang. Namun mereka juga tahu bahwa Pemerintah Jepang melarang berdirinya suatu perkumpulan (organisasi). Karena itu beberapa seniman antara lain Anjar Asmara dan Kamajaya kemudian menemui Bung Karno untuk membicarakan hal tersebut.

Ternyata Bung Karno bersedia memprakarsai berdirinya suatu Pusat Kesenian Indonesia, untuk mempersatukan para seniman tersebut. Maka dibentuklah Badan Pusat Kesenian Indonesia dengan susunan pengurus sebagai berikut :

  1. Ketua : Sanusi Pane
  2. Sekretaris : Mr. Sumanang
  3. Anggota : Winarno (wartawan), Armijn Pane, Sutan Takdir Alisyahbana, dan Kamajaya
  4. Badan Pelatih : Anjar Asmara, Ny. Bintang Sudibya (lbu Sud, pengarang lagu kanak-kanak), Ny. Sudjono (isteri bekas Dubes RI untuk Jepang), Ny. Ratna Asmara, Sudjojono, Basuki Abdullah, Kusbini, Dr. Purbocaraka, Mr. Djoko Sutono, Dr. Rosmali, Kodrat (penari), dan lnu Perbatasari (dramawan)
  5. Badan Pengawas : Ir. Soekarno, Sutardjo Kartohadikusumo, Mr. Maria Ulfah, Ir. Surachman, Mr. Ahmad Subardjo, K.H. Mas Mansur, Ki Hadjar Dewantoro, dan seorang Jepang lchiki

Kemudian diputuskan bahwa Pusat Kesenian Indonesia bermaksud mencipta Kesenian Indonesia Baru, antara lain dengan jalan menyesuaikan dan memperbaiki kesenian daerah menu ju kesenian Indonesia Baru. Pusat Kesenian Indonesia itu berdiri tanggal 6 Oktober 1942. Atas berdirinya pusat kesenian tersebut Pemerintah Jepang mempersiapkan berdirinya “Pusat Kebudayaan”. Dalam persiapan itu dilakukan pembicaraan dengan pemimpin-pemimpin Badan Pusat Kesenian.

Tinggalkan Balasan