Kampar, (LA) – Ketegangan antara dua organisasi massa (ormas), Grib Jaya dan Pemuda Pancasila (PP), terjadi di pinggir jalan lajur Perum Pandau Permai, Jumat (31/1/2025) malam. Konflik ini dipicu oleh sengketa lahan terkait pemasangan plang nama dan pagar non-permanen yang diklaim oleh kedua belah pihak.
Ketegangan Memuncak di Lokasi Kejadian
Situasi di lapangan semakin panas ketika massa dari kedua ormas berkumpul dalam jumlah besar. Kapolsek Siak Hulu, Kompol Fauzi, mengungkapkan bahwa pihaknya segera turun ke lokasi guna menghindari potensi bentrokan.
“Situasi sangat tegang, massa dari kedua ormas berkumpul dengan jumlah yang cukup banyak. Kami turun ke lokasi dan melakukan mediasi antara pimpinan masing-masing ormas,” ujar Kompol Fauzi, Sabtu (1/2/2025).
Upaya pertama untuk menenangkan situasi dilakukan dengan mengajak kedua pihak berdialog. Namun, mediasi awal ini tidak membuahkan hasil yang signifikan.
Massa Saling Berhadapan, Polisi Bertindak Tegas
Di tengah perundingan, massa dari kedua kelompok mulai turun ke jalan dan saling berhadapan dalam formasi kelompok masing-masing. Ketegangan meningkat, sehingga aparat kepolisian harus mengambil langkah tegas.
Kapolres Kampar, AKBP Ronald Sumaja, memberikan ultimatum terkait keterlibatan kuasa hukum Grib Jaya yang dinilai bertanggung jawab atas pemasangan pagar secara sepihak.
“Kami meminta menghadirkan kuasa hukum Grib Jaya yang telah memberi perintah melakukan pemagaran lahan secara sepihak. Apabila tidak dapat dihadirkan maka massa dari Grib Jaya akan dibubarkan secara paksa karena dianggap telah menimbulkan gangguan kamtibmas,” tegas AKBP Ronald Sumaja.
Situasi Berhasil Diredam, Mediasi Berlanjut di Polda Riau
Berkat pendekatan persuasif, akhirnya situasi dapat dikendalikan. Kedua belah pihak sepakat untuk membubarkan diri dan melanjutkan mediasi lebih lanjut di Polda Riau pada Senin (3/2/2025).