Aceh, (LA) – Program Studi Seni Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menggelar pemutaran film dan diskusi publik bertema “Film Dokumenter: Menjembatani Data, Ilmu, dan Seni” di Auditorium Kampus ISBI Aceh, Kota Jantho. Kegiatan ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, serta siswa dari SMAN 1 Jantho dan SMKN Jantho sebagai bagian dari upaya memperkuat literasi film di kalangan generasi muda.
Film Dokumenter Pemenang FFD 2005
Film yang diputar berjudul “The Tsunami Song”, karya dokumenter yang menyoroti perjalanan dua seniman Aceh dalam menelusuri kondisi kesenian tradisi setelah bencana tsunami 2004. Film ini menggambarkan bagaimana para pelaku seni Ratoh Taloe, Daboh, dan Dikee bertahan di tengah kehilangan, serta bagaimana regenerasi dan revitalisasi dilakukan melalui eksperimen kolaboratif antara musik etnik dan techno.
Disutradarai oleh Maulana Akbar (Layarkaca Intervision), film ini ditulis oleh Nezar Patria—kini menjabat Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi RI). Penggarapan visual dilakukan oleh (Alm.) Agung Abriasto, dengan tata suara oleh Mangkil Hasan dan editing oleh Teuku Afeed (Teuku Afifuddin), yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Aceh sekaligus Dosen ISBI Aceh.
film ini meraih Penghargaan Film Dokumenter Terbaik di Festival Film Dokumenter (FFD) 2005.
Diskusi Bersama Praktisi Nasional
Kegiatan diskusi menghadirkan dua pembicara nasional: Nur Raihan Lubis, documentary filmmaker dan praktisi komunikasi, serta Hendra Fahrizal, penulis skenario film asal Aceh dan pendiri Global Inovasi Media.