Pemerintahan

Riau Kukuhkan Komitmen Jaga Kerukunan, Peringkat Kedua Nasional di Tengah Gejolak

Literasi
71
×

Riau Kukuhkan Komitmen Jaga Kerukunan, Peringkat Kedua Nasional di Tengah Gejolak

Sebarkan artikel ini

PEKANBARU – Provinsi Riau mempertegas komitmennya untuk menjaga harmoni dan stabilitas sosial di tengah ketegangan politik yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Komitmen ini ditegaskan dalam Apel Kebangsaan yang digelar di halaman Kantor Gubernur Riau, Senin (8/9/2025).

Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Syahrial Abdi, yang memimpin apel yang diikuti puluhan paguyuban suku etnis, masyarakat adat, dan Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut, menekankan bahwa penyampaian aspirasi harus dilakukan secara damai, tertib, dan bermartabat.

“Saya ingin menegaskan, aspirasi masyarakat tetap terbuka untuk disampaikan. Tindakan anarkis hanya akan merugikan diri sendiri dan melemahkan persaudaraan kita,” tegas Syahrial usai apel.

Ia menambahkan, kebebasan berpendapat dijamin oleh negara, namun harus disertai dengan penjagaan adab dan budaya Melayu yang santun. “Kita berada di Tanah Melayu, kita punya adab, adat, dan budaya yang santun. Pemprov Riau bersama komponen Forum Pembaruan Kebangsaan menerima masukan dan kritik apa pun sepanjang konstruktif dan tidak mengganggu hak orang lain,” ungkapnya.

Syahrial menyatakan, Apel Kebangsaan menjadi momentum untuk memupuk kembali semangat kebersamaan lintas suku, agama, dan ras di Riau. “Tadi kita lihat berbagai macam suku, agama, dan ras hadir. Tujuannya menumbuhkan semangat kebersamaan seluruh komponen di Riau,” katanya.

Komitmen Riau dalam menjaga kerukunan bukan tanpa bukti. Berdasarkan survei Litbang Kemenag RI dan BRIN tahun 2024, Riau menduduki peringkat kedua indeks kerukunan nasional.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Riau, Abdurrahman Qoharuddin, menyatakan bahwa Riau adalah miniatur Indonesia yang justru semakin kondusif di tengah gejolak. “Kerukunan adalah modal utama pembangunan. Kami ingin Bumi Lancang Kuning selalu dalam kondisi harmoni,” imbuhnya.

Pendapat senada disampaikan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Riau, Ramli Walid. Ia menambahkan bahwa kekompakan di Riau terjaga dengan baik berkat koordinasi antarberbagai elemen. “Kami menghimpun 80 paguyuban dari berbagai suku etnis. Alhamdulillah, tidak ada anarkis, semua berjalan baik,” ujarnya.

Keberhasilan Riau menjaga stabilitas ini menjadi catatan penting. Komitmen dialog antaretnis dan agama, serta penegasan penyampaian aspirasi yang santun, menjadi kunci yang menjauhkan Riau dari konflik sosial yang memecah belah.

Tinggalkan Balasan