Pekanbaru, (LA) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru bergerak cepat mengaktifkan Lembaga Pengelola Sampah (LPS) guna mengatasi persoalan pengangkutan sampah menyusul pemutusan kontrak lebih awal dengan PT Ella Pratama Perkasa (EPP). Langkah ini diambil untuk menjaga kebersihan kota selama masa transisi.
Pengaktifan LPS Lebih Awal
Wakil Wali Kota Pekanbaru, Markarius Anwar, menyatakan bahwa LPS sebenarnya direncanakan mulai efektif pada awal Juli 2025, setelah kontrak PT EPP berakhir. Namun, situasi darurat memaksa LPS untuk segera beroperasi.
“Karena kontrak diputus lebih cepat, kami minta LPS mulai aktif sekarang meskipun ada keterbatasan di lapangan,” ujarnya.
Kesiapan dan Tantangan Armada
Meskipun sebagian besar armada LPS telah siap, masih ada kelurahan yang kekurangan kendaraan pengangkut sampah.
Idealnya: Satu kelurahan membutuhkan 8 armada.
Kondisi saat ini: Baru tersedia 6 unit di beberapa kelurahan.
“Kami manfaatkan armada yang ada terlebih dahulu untuk memastikan sampah tetap terangkut,” jelas Markarius.
Penataan Sistem TPS dan Trans Depo
Pemko memperkenalkan trans depo sementara sebagai pengganti tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebelumnya berada sembarangan di pinggir jalan atau lahan kosong.
“Kami sudah siapkan tiga lokasi trans depo sementara, yaitu di belakang Gedung Dekranasda, Pasar Cik Puan, dan Jalan Air Hitam,” katanya.
Mekanisme kerja trans depo:
Armada kecil LPS membawa sampah ke trans depo.
Sampah dipindahkan ke truk besar (tronton) di trans depo.
Tronton membawa sampah ke TPA 2 Muara Fajar, Rumbai Barat.
Markarius menegaskan bahwa sampah di trans depo tidak boleh “menginap.” Sampah harus langsung diangkut ke TPA.
Pos Terkait

Baca Juga
