PekanbaruPemerintahan

Pekanbaru Angkat Rumah Tuan Kadi dan Gajah Sumatera di MTQ ke-43 Provinsi Riau

Literasi
8
×

Pekanbaru Angkat Rumah Tuan Kadi dan Gajah Sumatera di MTQ ke-43 Provinsi Riau

Sebarkan artikel ini
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, tampilkan maskot Rumah Tuan Kadi dan Gajah Sumatera di pameran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-43 tingkat Provinsi Riau 2025

Bengkalis, (LA) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tampil mencuri perhatian pada pameran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-43 tingkat Provinsi Riau 2025 di Bengkalis dengan menghadirkan maskot unik berupa miniatur Rumah Singgah Tuan Kadi dan Gajah Sumatera, Domang dan Tari.

Ikon Budaya: Rumah Singgah Tuan Kadi

Miniatur Rumah Singgah Tuan Kadi, salah satu ikon budaya Pekanbaru, menjadi daya tarik utama di pameran tersebut. Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho, menjelaskan bahwa tema ini dipilih untuk memperkenalkan sejarah dan budaya Melayu kepada masyarakat.

“Kalau daerah lain mengangkat tema masjid atau ikon lain, Pekanbaru hadir dengan tema Rumah Tuan Kadi dan Gajah Domang-Tari,” ujar Agung, Sabtu (28/6).

Menurutnya, Rumah Singgah Tuan Kadi kini dihidupkan kembali sebagai pusat budaya kreatif Melayu. Setiap akhir pekan, kawasan ini menjadi destinasi yang menawarkan beragam kegiatan seni dan budaya.

“Jika ingin melihat budaya kreatif Melayu, datanglah ke Rumah Singgah Tuan Kadi. Pemko Pekanbaru menjadikannya sebagai pusat budaya kreatif,” tambahnya di hadapan Gubernur Riau, Abdul Wahid, dan para kepala daerah lainnya.

Gajah Sumatera: Duta Konservasi

Selain Rumah Tuan Kadi, maskot Domang dan Tari, dua anak gajah jinak dari Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), menjadi simbol konservasi yang diusung Pekanbaru. Domang dan Tari sering dilibatkan dalam patroli konservasi dan menyambut tamu, menjadikan mereka duta pelestarian gajah Sumatera.

Namun, kawasan Tesso Nilo menghadapi ancaman besar akibat perambahan ilegal dan alih fungsi hutan menjadi kebun sawit. Agung Nugroho memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajak masyarakat menyuarakan dukungan bagi pelestarian TNTN.

Tinggalkan Balasan