Pekanbaru, (LA) – Angka kebakaran di Kota Pekanbaru pada tahun 2025 terbilang tinggi. Hingga awal September, tercatat sudah terjadi 137 kejadian kebakaran, padahal tahun ini belum genap berakhir. Kondisi tersebut menjadi sorotan serius Pemerintah Kota Pekanbaru.
Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho menilai, banyaknya kebakaran dalam delapan bulan terakhir harus menjadi perhatian bersama. Ia mendorong time response atau kecepatan respon tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) bisa ditekan hingga di bawah tujuh menit.
“Saat ini time response tim Damkar sekitar sepuluh menit. Kami akan menambah armada agar jangkauan lebih merata ke seluruh kecamatan, sehingga respon bisa lebih cepat,” ujar Agung, Senin (1/9/2025).
Sebagian besar kebakaran di Pekanbaru disebabkan oleh arus pendek listrik. Untuk itu, Pemko berkoordinasi dengan PLN agar ada standar pemasangan instalasi di pemukiman maupun gedung.
“Jika instalasi listrik sudah berusia lebih dari 15 tahun dan tidak layak, maka harus diganti,” tegasnya.
Agung juga mengingatkan warga untuk lebih waspada terhadap kondisi instalasi listrik serta memperhatikan aspek keamanan rumah. Salah satu yang disoroti adalah pemasangan teralis berlebihan.
“Beberapa waktu lalu ada korban tidak bisa menyelamatkan diri karena bangunannya penuh teralis,” ungkapnya.
Selain itu, ia meminta DPKP aktif memberikan edukasi pencegahan kebakaran kepada warga dan pengelola gedung, termasuk cara memadamkan api awal serta prosedur evakuasi.
“Dengan begitu, masyarakat bisa menyelamatkan diri sebelum petugas tiba di lokasi,” pungkas Wako.