WASHINGTON, (LA) – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi mengumumkan rencana pengenaan tarif sebesar 25 persen untuk kendaraan impor yang tidak diproduksi di AS. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 2 April 2025, dengan pemungutan tarif dimulai sehari kemudian. Langkah ini diklaim Trump sebagai upaya untuk mendorong produksi dalam negeri sekaligus mengurangi utang nasional.
Namun, pengumuman tersebut memicu kekhawatiran di kalangan ekonom dan pelaku industri otomotif global, yang memperingatkan dampak besar terhadap konsumen dan rantai pasokan internasional.
1. Fokus pada Produksi Domestik
Trump menjelaskan alasan di balik kebijakan tarif ini:
• Meningkatkan Produksi Dalam Negeri: “Tarif ini akan memaksa lebih banyak pabrik kembali ke Amerika dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.
• Pendapatan untuk Pemerintah: Trump yakin kebijakan ini akan menghasilkan pendapatan baru bagi negara dan membantu mengurangi utang nasional yang terus meningkat.
2. Kritik dari Ekonom
Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat memberikan efek sebaliknya bagi konsumen dan industri otomotif:
• Harga Kendaraan Melonjak: Estimasi menunjukkan tarif tambahan akan meningkatkan biaya rata-rata mobil di AS hingga USD3.000, membebani konsumen yang sudah menghadapi kenaikan harga.
• Dampak pada Penjualan: Lonjakan harga diperkirakan dapat menurunkan penjualan kendaraan pada tahun 2025.
3. Tekanan pada Industri Global
Tarif otomotif ini juga menambah beban bagi rantai pasokan internasional, terutama bagi Meksiko dan Kanada: